Pengamat Politik, Jamiluddin Ritonga menilai duet Anies Baswedan dengan Mahfud MD pada Pilpres 2024 mendatang sukar terwujud, sebab Mahfud MD tidak memenuhi kriteria cawapres yang disampaikan Jusuf Kalla.
Walau Anies Baswedan maju Pilpres 2024 lewat koalisi perubahan yang terdiri dari NasDem, PKS dan Demokrat, namun harus diakui Anies Baswedan sangat dekat dengan Jusuf Kalla, itu sudah menjadi rahasia umum.
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 itu bahkan sempat pasang target tinggi soal kriteria cawapres pendamping Anies Baswedan, salah satunya adalah elektabilitas dari cawapres tersebut mesti mumpuni sehingga dapat menambah peroleh suara pemilih.
Menurut Jamiluddin, elektoral Mahfud MD jelas tidak masuk,sampai saat ini nama Mahfud MD sebagai calon wakil presiden dalam berbagai survei nasional justru berada paling buntut, dia masih kalah dengan figur-figur beken lainnya seperti Sandiaga Uno hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kalau merujuk pada kriteria Jusuf Kalla, maka Mahfud MD belum masuk untuk menjadi cawapres Anies. Sebab, suka tidak suka, elektabilitas Mahfud sendiri hingga saat ini sangat rendah. Elektabilitasnya masih jauh bila dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," kata Jamiluddin ketika dikonfirmasi Populis.id Rabu (19/4/2023).
Selain terhambat pada masalah elektoral, Mahfud kata Jamiluddin juga sukar menjadi pendamping Anies Baswedan sebab keduanya memang tidak sejalan. Mahfud dan Anies kata dia jelas susah bekerja sama karena berbagai alasan.
"Dua, sosok pendamping Anies harus dapat bekerja sama. Dilihat dari kapasitasnya, memang Mahfud sangat mumpuni di bidangnya. Hal yang sama juga ada pada diri Anies. Hanya saja bila dua sosok yang punya kapasitas sama, kemungkinan bisa bekerja sama relatif kecil. Sebab, masing-masing sosok akan menonjolkan egonya. Hal ini akan menyulitkan untuk mencapai titik kesepakatan,” tuturnya.
Ketimbang memaksakan diri menduetkan Anies dengan Mahfud, Jamiluddin menyarankan agar koalisi mendalami penjajakan nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres. Nama AHY memang sudah digadang-gadang menjadi pendamping Anies pada gelaran pesta demokrasi lima tahunan itu.
Namun sampai sekarang penjajakan nama AHY di internal koalisi perubahan tak mengalami kemajuan berarti alias mandek, justru koalisi perubahan memunculkan sejumlah nama dari luar koalisi perubahan seperti Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Jadi, dilihat dari dua kriteria itu, Mahfud belum pas untuk mendampingi Anies. Karena itu, Anies lebih baik dipasangkan dengan sosok lain agar peluang menang lebih terbuka," ucapnya.
"Karena itu, Koalisi Perubahan lebih baik fokus meningkatkan elektabilitas Anies dan AHY daripada menjodohkan Anies dengan sosok lain yang belum jelas. Fokus itu diperlukan agar disisa waktu ini, Koalisi Perubahan sudah dapat secara sistematis dan intensif mensosialisasikan pasangan capresnya," tambahnya memungkasi.