Ketua Umum PSSI Erick Thohir berupaya melibas mafia bola demi menciptakan persepakbolaan Indonesia yang bersih dan berprestasi. Salah satunya adalah dengan memberlakukan hukuman bagi pelaku pengaturan skor alias match fixing.
Ia menegaskan bakal menindak tegas semua pelaku match fixing dalam persepakbolaan Indonesia. Sanksi berat akan dijatuhi kepada tiga pelaku yang terlibat pengaturan skor sesuai yang diinginkan.
Erick Thohir telah menayangkan hukuman atau sanksi bagi pelaku match fixing secara resmi melalui rilis PSSI pada 15 April 2023. Oknum yang terlibat bisa dari pemain, wasit, hingga klub sepak bola.
Sanksi yang akan dijatuhkan berupa pelarangan aktivitas di dunia sepak bola seumur hidup. Ancaman hukuman degradasi juga menanti klub yang terlibat dalam match fixing. Sanksi tersebut berlaku di seluruh wilayah Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA.
Menteri BUMN itu berharap dengan aanya sanksi berat bagi pelaku match fixing, pertandingan bisa berjalan dengan adil tanpa kecurangan pengaturan skor di seluruh Liga Indonesia musim depan.
Ia menyebut jajaran PSSI berkomitmen untuk menghadirkan sepak bola yang bersih. Apabila terjadi pengaturan skor di Liga Indonesia, maka layak dihukum berat.
Baca Juga: Sepakati Kerja Sama dengan Kemenag, Saudia Airlines Angkut 101.809 Jemaah Haji Indonesia
Sanksi bagi pelaku match fixing ini, kata Erick Thohir, bukan sekedar omongan saja, namun sudah menjadi komitmen PSSI.
"Saya rasa saya bersama pak Zainudin Amali (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif PSSI) punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi," ujar Erick. Kalau ternyata liga ada main mata hukumannya sangat berat," kata Erick Thohir.
Lihat Sumber Artikel di Fajar Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Fajar.