Analis pertahanan Connie Bakrie angkat bicara mengenai penyerangan terhadap pasukan elite TNI pada Sabtu (14/4/2023) lalu. Connie menduga penyerangan yang menggugurkan satu anggota TNI itu dilakukan oleh tentara bayaran. Besar kemungkinan penembakan itu kata dia bukan dilakukan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Adapun penyerangan terhadap pasukan elite TNI itu dilakukan saat pasukan TNI tengah melakukan operasi pencarian terhadap Pilot Susi Air Capt Philip Mark Merthens yang disandera KKB sejak beberapa bulan lalu
Connie mengatakan,untuk menghadapi kelompok seperti ini pemerintah tidak bisa berdiam diri, harus ada operasi militer untuk menumpas mereka. Dia menilai sejauh ini pemerintah tak punya konsep yang jelas untuk menangani kelompok, hal ini justru membahayakan pasukan TNI yang bertugas di lapang.
"Seharusnya ditangani melalui operasi militer dan sayangnya hingga kini pemerintah tidak memiliki grand design atau konsep umum dalam mengatasi kelompok bersenjata di Papua," kata Connie dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi dilansir Populis.id Rabu (19/4/2023).
Connie lantas menyinggung kebocoran data soal penyerangan tersebut, kebocoran data yang dimaksud Connie adalah data penyerangan pertama yang beredar luas lewat pesan singkat yang kemudian dikutip oleh sejumlah media. Dalam data itu disebutkan bahwa KKB menyerang pasukan elite TNI yang membuat 6 prajurit gugur dan 9 prajurit disandera. Kekinian data itu dibantah.
"Pertama kalau saya melihatnya dari aspek kenapa tapi jadi kebiasaan nih laporan-laporan seperti ini, yang sifatnya internal, kemudian bisa bocor. Kita mesti ingat justru laporan bocor ini itu menampar kita," katanya.
Apalagi prajurit-prajurit yang diserang merupakan pasukan terbaik atau elite TNI dan berasal dari Kopassus. Jika publik banyak yang bertanya mengapa TNI seolah bisa kedodoran, Connie pun langsung melemparkan pertanyaan itu kepada KSAD, hingga Danjen Kopassus.
"Kalau mereka bisa kedodoran, pertanyaan saya nomor satu kepada KSAD dan Danjen Kopassus kenapa mereka bisa begitu? Kedua seberapa besar sih kekuatan gerombolan mereka," katanya.
