Waduh.. TNI Terapkan Operasi Siaga Tempur di Papua Saat Atasi KKB, DPR Justru Minta Pikirkan Ulang Gegara Ini, Simak!

Waduh.. TNI Terapkan Operasi Siaga Tempur di Papua Saat Atasi KKB, DPR Justru Minta Pikirkan Ulang Gegara Ini, Simak! Kredit Foto: Instagram/@christinaaryani

Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, tampaknya kurang setuju dengan tindakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memberlakukan operasi siaga tempur di beberapa daerah rawan teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Christina sendiri meminta TNI untuk memikirkan kembali keputusan untuk menerapkan operasi siaga tempur tersebut. Meski hanya berlaku di daerah rawan, ia menilai hal itu bisa menimbulkan efek ketakutan di tengah masyarakat.

Baca Juga: Arogansi Arinal Djunaidi Cs yang Caci Maki Orang Tua Bima Yudho Bikan Mahfud MD Kesal: Jangan Intimidasi Orang Tuanya, Jangan Ditekan-tekan!

“Dalam kemelut konflik Papua yang sangat kompleks, saya memandang perlu bagi TNI untuk memikirkan ulang keputusan memberlakukan Siaga Tempur,” ucap Christina di Jakarta pada Rabu (19/4/2023).

Ia menegaskan bahwa obyektivitas penetapan rawan atau tidaknya suatu daerah justru bisa memicu masalah baru. “Saya percaya tanpa istilah siaga tempur pun TNI dan Polri mampu mengatasi situasi yang ada pasca evaluasi terukur usai kejadian kemarin di Pos Mugi, Kabupaten Nduga,” pungkasnya.

Lebih lanjut, ia berharap TNI tidak terpancing untuk melakukan langkah berlebihan dan tetap fokus pada proses evakuasi sekaligus upaya pembebasan sandera serta menyelamatkan prajurit yang masih dinyatakan hilang.

Sebagaimana diketahui, Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, telah meningkatkan status operasi militer yang awalnya menerapkan pendekatan halus (soft approach) menjadi operasi siaga tempur di beberapa daerah rawan aksi teror KKB Papua.

Laksamana Yudo menyebut peningkatan status tersebut itu juga bertujuan untuk memperkuat naluri tempur para prajurit sehingga mereka akan selalu siaga ketika berhadapan dengan KKB.

Baca Juga: Sowan ke Kapolri, Firli Bahuri Disebut Lagi Ketakutan Gegara Ulahnya Sendiri: Dia Merasa Sedang Berada di Ujung Tanduk..

“Di daerah-daerah tertentu (yang rawan) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut, di sini ada operasi siaga tempur darat,” ungkapnya dalam jumpa pers di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa, yang rekamannya disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta.

Laksamana Yudo melanjutkan, “Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur.”

Meski begitu, ia menegaskan bahwa pendekatan halus dan humanis tetap dilakukan oleh para anggota TNI, terutama saat mereka berhadapan dengan masyarakat.

Panglima TNI itu menyampaikan, “Selama ini kami operasi teritorial, komunikasi sosial, itu tetap kami laksanakan, tetapi ketika menghadapi (serangan) seperti ini, ya harus laksanakan siaga tempur.”

Baca Juga: Ngotot-ngototan Berebut Posisi Capres, Gerindra-PDIP Sukar Berkoalisi di 2024

Sebagai informasi, pada Minggu (15/4/2023) KKB Papua menghadang dan menyerang pasukan TNI ketika mereka tengah menyisir daerah Mugi, Nduga, Papua. Penyisiran itu dilakukan untuk mencari pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang telah disandera sejak Februari 2023.

“Di jalan, kita (para pasukan) dihadang oleh KST (kelompok separatis teroris) dan terjadi kontak tembak. Dari 36 pasukan (yang ada di lokasi), ada 1 yang meninggal, yaitu Pratu Miftahul Arifin,” terang Yudo.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover