Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengatakan bahwa dipilihnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan bukan karena Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak percaya dengan anaknya, Puan Maharani.
Meski nama Puan lebih banyak disebut dan diprediksi lebih berpeluang menjadi capres, namun pada kenyataannya Megawati lebih memilih Ganjar. Efriza mengatakan bahwa pilihan itu diambil karena Megawati lebih mementingkan partainya.
"Megawati bukan tidak percaya anaknya, tetapi lebih mengedepankan partainya. Ia bukan orang egois, ia orang yang demokratis mau mendengar masukan," kata Efriza saat dikonfirmasi, Minggu (23/4/2023).
Baca Juga: Disodorkan Isu Soal Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Jawaban Prabowo Subianto Gak Diduga-duga!
Efriza menilai Megawati sosok yang demokratis karena terkesan tidak semena-mena dalam membuat keputusan. Berbeda dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mewariskan Demokrat ke anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sekaligus mendorongnya agar bisa dijadikan capres atau cawapres.
"Ia mengajarkan demokratis kepada anaknya untuk mandiri dan kuat mental di politik, ia bukan PD dengan SBY nya yang 'menggendong' anaknya untuk dipilih sebagai capres/cawapres," ucapnya.
Baca Juga: Abis Silahturahmi dengan Sandiaga, Ketum: ke Depannya Mungkin Bisa Bersama-sama dengan PPP
Apalagi, Megawati sampai menunjuk Puan Maharani sebagai Ketua Tim Pemenangan untuk Ganjar Pranowo. Efriza menilai ini sebagai bentuk keseriusan Megawati dalam memprioritaskan kepentingan partai.
"Artinya Puan Maharani diminta melepaskan kekecewaannya secepatnya dan kembali memprioritaskan partai, bisa legowo dan membuktikan Ganjar jika menang karena hasil kerja Puan Maharani," ucapnya.