TNI Disebut Bimbang Serang KKB Papua Gegara HAM, Pengamat Langsung Ngegas: Mereka Itu Bunuh Rakyat Sampai Polri, Enggak Boleh Ditawar Lagi!

TNI Disebut Bimbang Serang KKB Papua Gegara HAM, Pengamat Langsung Ngegas: Mereka Itu Bunuh Rakyat Sampai Polri, Enggak Boleh Ditawar Lagi! Kredit Foto: Jubir TPNPB-OPM

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie, menyinggung soal beberapa poin yang ‘bocor’ melalui beredarnya data baku tembak Tentara Nasional Indonesia (Indonesia) dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Connie menyebut bahwa data yang bocor itu berkaitan dengan internal Polri dan menjelaskan bagaimana tim gabungan terpencar, komunikasi yang masih terputus dengan tim, hingga berbagai kerugian lainnya yang masih dihitung.

Baca Juga: Anies Akui Dapat Wejangan dari SBY Saat Silahturahmi ke Rumah AHY, Demokrat: Pertemuan Penuh Keakraban

“Intinya adalah buat saya itu jadi aneh. Kenapa data yang betul-betul harusnya di dalam internal TNI ini dibocorkan keluar. Sedang mau mengatakan apa data itu?” tanya Connie dikutip Populis.id dari kanal YouTube tvOneNews pada Senin (24/4/2023).

Atas kejadian tersebut, Connie pun mempertanyakan masalah yang terjadi dengan Angkatan Darat (AD) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam menghadapi KKB, bahkan sampai ada yang gugur. Padahal menurutnya satu orang Kopassus bisa menghadapi 20 orang.

Ia kemudian menyinggung dan menyetujui pernyataan Laksamana Muda TNI (Purn), Iskandar Sitompul, yang mengatakan bahwa TNI bimbang untuk maju menindak KKB karena masalah hak asasi manusia (HAM).

Baca Juga: Habis Disorot Gegara Kritik Lampung, Kini Viral Video TikToker Bima Sebut Megawati Janda, Alamak!

Connie langsung menegaskan kembali kalau KKB Papua telah membunuh rakyat hingga TNI-Polri sehingga menurutnya mereka harus ditindak secara militer. “Ketakutan akan HAM ini membahayakan gitu,” pungkasnya.

Ia menambahkan, “Mereka (KKB, red) itu membunuh rakyat, membunuh TNI, membunuh Polri, dan mau separatis, mau membebaskan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini. Itu harus keputusan tindakan militer, enggak boleh ditawar-tawar lagi.”

Terkait

Terpopuler

Terkini