Warga Wadas Jawa Tengah mengaku tidak paham dengan sikap PDI Perjuangan yang mengatakan bahwa kriteria calon presiden (capres) adalah memahami kehendak rakyat.
Menurutnya, PDIP dalam menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres yang didukung merupakan sebaliknya dari ‘memahami kehendak rakyat’.
Warga Wadas menilai Ganjar telah mengabaikan keinginan masyarakat.
“…Yang bikin kita gagal paham adalah kriteria capres yang ‘memahami kehendak rakyat’ tidak sepadan dengan jutaan teriaka netizen dan korban tambang yang ada di berbagai tempat di Jawa Tengah, khususnya Wadas yang terus menerus diabaikan,” tulis akun @wadas_melawan dilansir dari suara.com pada Jumat (27/4/2023).
“Bisa dibayangkan, belum jadi presiden saja bebal dan sesuka hati, apalagi kalau sudah jadi presiden,” lanjutnya.
Tak hanya itu, istilah suara rakyat adalah suara Tuhan juga disinggung oleh akun tersebut yang ternyata diabaikan oleh Gubernur Jawa Tengah itu.
Dalam berbagai upaya penolakan tambang terus disuarakan, namun nyatanya IPL tak dicabut, gugatanpun dikalahkan, hingga tambang terus dijalankan dan menyebabkan banjir dimana-mana.
“Bagaimana nanti nasib aspirasi rakat dan kondisi alam Indonesia, jika kasus Wadas yang juga disuarakan rakyat dana lam, yang notabene adalah suara Tuhan saja diabaikan oleh Ganjar,” katanya.
Diketahui, Ganjar Pranowo sempat menjelaskan kronologi sengketa tanah yang terjadi di Desa Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener telah berlangsung bertahun-tahun.
Berawal dari warga Wadas yang mengajukan gugatan atas keputusan Gubernur Jawa Tengah ke PTUN Semarang, namun pada 13 Agustus 2021 silam, gugatan tersebut ditolak. Warga Wadas pun mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung hingga keluar putusan pada tanggal 29 November 2021 yang ternyata kasasi juga ditolak.