Seorang ulama bernama Gus Nawawi menyentil keras calon presiden PDI perjuangan Ganjar Pranowo yang beberapa waktu lalu mengakui dirinya senang menonton film dewasa. Dimana pernyataan itu disampaikan Ganjar dalam sebuah wawancara dengan Deddy Corbuzier.
Gus Nawawi mengatakan, dalam memilih seorang pemimpin bangsa umat islam jelas dituntut untuk melihat berbagai kriteria calon pemimpin tersebut, syarat pertama kata dia pemimpin tersebut harus datang dari kalangan islam, dan yang kedua adalah orang yang tidak masuk dalam kategori fasik. Dia menyebut kebiasaan menonton film porno adalah adalah perbuatan fasik.
“Kenapa itu (pengakuan hobi menonton film porno) harus disampaikan ke publik? Kenapa harus disampaikan dalam sebuah podcast yang ditonton oleh ratusan, bahkan mungkin jutaan orang ya. Tentu ini menjadi persoalan ya,” kata Gus Nawawi dilansir dari YouTube Amazing Pasuruan Selasa (2/5/2023).
Gus Nanawi mengatakan mengumbar hobi menonton film porno ke publik adalah perbuatan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan, apalagi itu dilakukan seorang pejabat publik. Hal ini kata dia berpotensi ditiru oleh masyarakat. Jika orang-orang seperti ini kelak menjadi pemimpin, maka bangasa yang ia pimpin kata Gus Nawawi jelas mengalami kehancuran
“Misalkan begini ya. Kalau ada seorang ayah melihat film porno, terus kemudian dia menyampaikan di publik. Loh bagaimana kalau didengar dengan anak anaknya, terus ditiru sama anak anaknya, misalkan dia seorang pemimpin,” tuturnya.
“Oleh karena itu ini harus kita tanggapi. Jangan sampai, karena yang menyampaikan adalah seorang tokoh, terus kemudian menjadi panutan, idola, diikuti, bahkan mungkin nanti akan dipilih menjadi pemimpin, mau jadi apa bangsa kita ini?” tambahnya.
Gus Nawawi menegaskan selain menyalahi dogma agama, kebiasaan menonton film porono juga bertentangan dengan etika ketimuran.
“Jadi secara etika ketimuran ini juga tidak baik ya. Suka film porno terus disampaikan ke publik, terus merasa tidak bersalah. Dosa yang tidak diampuni itu dosanya orang yang merasa tidak berdosa. Ini bahaya ini,” tuntasnya.