Motif penyerangan kantor Majelis Ulama Indonesia (MU) yang dilakukan oleh Mustopa NR pada Selasa (2/5/2023) mulai terkuak. Pria 60 tahun asal Lampung itu diduga kuat adalah orang suruhan yang sengaja dibayar untuk menyerang markas para ulama itu.
Dugaan Mustopa orang bayaran itu mencuat setelah beredarnya data rekening bank milik pelaku. Dimana Mustopa diketahui menerima Rp200 juta sehari sebelum aksi koboinya dilancarkan. Foto-foto buku tabungan milik Mustopa kini beredar luas di berbagai media sosial.
Mengutip dugaan yang beredar di sejumlah media sosial Kamis (4/5/2023) rekening bank milik Mustopa tercatat di Bank BRI Unit Kedondong Teluk Betung, Lampung. Dari transaksi yang terlihat di buku rekening itu, Mustopa beberapa kali menerima transfer dengan jumlah yang bervariasi.
Pada Desember 2022, Mustopa menerima transfer sebesar Rp300 juta uang itu dikirim dalam dua gelombang pada bulan yang sama. Pada gelombang pertama, Mustopa menerima Rp200 juta dan Rp100 juta pada gelombang berikutnya.
Sebulun setelahnya, tepatnya pada 16 Januari 2023, Mustopa kembali menerima transferan dengan jumlah yang tak kalah fantastis. Pada transaksi kali ini, Mustopa menerima transferan sebesar Rp31 juta. Ini adalah transferan terakhir yang terekam dalam buku tabungan Mustopa terhitung hingga 2 Mei 2013 atau hari dimana Mustopa menyerang kantor MUI.
Sebagaimana diketahui, Mustopa menyerang kantor MUI dengan senjata api pada Selasa (2/5/2023), dari surat yang ditemukan lokasi, Mustopa mengaku melakukan penyerangan itu lantaran sakit hati karena MUI tak mau mengakui dirinya sebagai wakil nabi.
Dalam insiden tersebut, Mustopa dinyatakan tewas, namun pihak kepolisian hingga kini tidak mau membeberkan penyebab kematian Mustopa setelah penyerangan brutal tersebut.