Isi rekening pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mustopa NR sukses menyedot perhatian masyarakat. Total mutasi Rp800 juta di rekening milik koboi yang mengaku sebagai wakil nabi ramai disorot lantaran dirasa ganjil sebab tak sesuai profilnya sebagai seorang petani yang berkebun di Lampung.
Kekiniaan, menantu Mustopa NR, Fauziah mengatakan sumber dana yang nyaris tembus Rp1 miliar itu didapat Mustopa dari tiga anaknya yang saat ini sedang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
"Uang ratusan juta itu, jika ditotal ada mencapai Rp 800 juta. Uang itu dikirim anak-anaknya, tiga orang. Satu di Korea, dua lainnya di Taiwan, semua di luar negeri,” kata Fauziah kepada wartawan Jumat (5/5/2023).
Fauziah menegaskan, gaji ketiga anak Mustopa itu tergolong lumayan besar jika dibandingkan dengan upah rata-rata di Indonesia. Gaji ketiganya berkisar dari Rp15 hingga Rp30 juta sebulan, sehingga wajar saja jika akumulasi total mutasi di rekening Mustopa terhitung sejak 2021 hingga 2023 tembus Rp800 juta.
“Anak pertama gajinya Rp 30 juta perbulan di Korea, yang dua di Taiwan, masing-masing Rp 15 juta. Jadi, ada yang dikirim untuk beli-beli sawah, rumah, tanah, hingga kendaraan,” katanya menunjukkan rekeing korannya.
Dari total dana yang diterima Mustopa, lanjut Fauziah sebagiannya sudah dipakai untuk membeli kendaraan roda dua dan roda empat, tanah, sawah hingga merenovasi rumah.
“Bukan untuk foya foya,” katanya terisak.
Terkait penembakan kantor MUI yang dilakukan pada Selasa (2/5/2023) itu, Fauziah mengaku pihak keluarga mengendus berbagai kejanggalan, salah satunya soal surat yang dibawa Mustopa dimana dalam surat itu Mustopa mengaku sebagai wakil nabi.
Dia menyerang markas ulama itu karena jengkel MUI tak mengakui dirinya sebagai wakil nabi. Surat itu ditulis dengan ketikan komputer, padahal Mustopa kata Fauziah sama sekali tidak paham teknologi komputer.
"Soal menembak tidak tahu belajar di mana. Sekolah hanya tamatan SD, tidak bisa komputer. Bisa menggunakan HP android saja baru-baru ini, diajarkan cucu-cucunya,” ujarnya.
Fauziah, mengatakan hal ini sudah disampaikan ke pihak Polda Metro Jaya. Keluarga berharap polisi mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai Mustopa hanya menjadi tumbal dari pihak tertentu.
“Kami mendukung proses penyelidikan Polisi. Data data dan keterangan yang dibutuhkan kami berikan. Kami juga terimakasih didatangi tim Polda Metro Jaya. Keluarga juga terbuka semua,” katanya.
"Kami berharap mertua kami ini dimaafkan jika punya salah. Kami berharap jenazahnya bisa cepat dikirim ke rumah, karena ingin dimakamkan secara layak. Maafkan jika dia salah, dia bukan teroris, sekali lagi uang itu dari anak-anaknya, dan sudah tidak ada sudah digukana untuk membeli kebun dan lain lain,” tambahnya memungkasi.