Prestasi SBY Lebih Baik dari Jokowi, Said Didu: Data Bicara, Ojo Dibandingke!

Prestasi SBY Lebih Baik dari Jokowi, Said Didu: Data Bicara, Ojo Dibandingke! Kredit Foto: GenPI

Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut lebih baik dibanding Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari segi pembangunan secara makro.

Hal itu diungkap Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu melalui akun Twitternya pada Minggu (7/5/2023).

Menurut Didu, data berbicara itu diukur dari segi pembangunan jalan, subsidi kebutuhan pokok rakyat, penanganan masalah utang negara, serta angka pengangguran dan kemiskinan yang disajikan Partai Demokrat.

Baca Juga: Demokrat Bantah Tudingan SBY Sering Gunakan Istana untuk Bahas Koalisi Pilpres

"Data bicara. Ojo dibandingke," ujar Didu dikutip dari Twitternya.

Diketahui, berdasarkan data tersebut rata-rata pertumbuhan ekonomi pada era SBY 6 persen. Di masa Presiden Jokowi, rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya 5 persen. Subsidi Kebutuhan Pokok Rakyat Subsidi kebutuhan pokok rakyat pada era Presiden SBY juga sangat besar.

Pada APBNP 2014, Presiden SBY mengalokasikan subsidi energi Rp 350,3 triliun dan nonenergi Rp 52,7 triliun. Sementara itu, di era Presiden Jokowi, dalam APBN 2022, subsidi energi hanya dianggarkan Rp 134 triliun dan nonenergi Rp 72,9 triliun. Perbandingan subsidi energi era dua presiden hampir setengahnya.

Baca Juga: Rocky Gerung: NasDem Mengusung Anies sebagai Capres, Jokowi Gusar

Income per kapita masyarakat juga berbeda jauh. Pada 2004, pendapatan per kapita Indonesia hanya USD 1.181,6. Di akhir era Presiden SBY pada 2014, angkanya naik signifikan USD 2.349.4 menjadi USD 3.531. Jika dibandingkan dengan masa Presiden Jokowi, angkanya hanya naik USD 818,5 dari USD 3.531 pada 2015 menjadi USD 4.349,5 pada 2021.

Masalah Utang Negara Soal utang juga berbeda jauh. Kementerian Keuangan merilis bahwa Presiden SBY berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 56,5 persen pada 2004 menjadi 24,7 persen pada 2014. Sementara itu, Presiden Jokowi justru menumpuk utang yang memberatkan hingga Rp 7.014 trilliun atau 40,17 persen PDB pada 2022.

Baca Juga: Anies Ingatkan Jokowi Tak Intervensi Pemilu: Jangan Takut Kehilangan Kekuasaan!

Angka pengangguran dan kemiskinan di era Presiden Jokowi juga tidak signifikan menurun. Saat Presiden SBY mampu menekan angka pengangguran 5,32 persen dari 11,26 persen pada 2005 menjadi 5,94 persen pada 2014, di era Jokowi justru angkanya kembali naik menjadi 7,07 persen pada 2020 dan 6,6 persen pada 2021.

Presiden SBY juga berhasil menurunkan tingkat kemiskinan 5,73 persen dari 16,69 persen pada 2005 menjadi 10,96 persen pada 2014. Di sisi lain, Presiden Jokowi hanya mampu menurunkan angka kemiskinan 1,25 persen menjadi 9,71 persen pada 2021.

Lihat Sumber Artikel di Warta Ekonomi Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Warta Ekonomi.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover