Pertemuan Luhut-Surya Paloh, Siapa Untung? Pengamat: Paloh Sangat Smart dan Cerdik Memanfaatkan Momentum...

Pertemuan Luhut-Surya Paloh, Siapa Untung? Pengamat: Paloh Sangat Smart dan Cerdik Memanfaatkan Momentum... Kredit Foto: Istimewa

Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing menyoroti pertemuan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, Luhut bisa saja dirugikan atas pertemuan tersebut. Karena, Paloh dinilainya meminta agar Presiden RI Joko Widodo setop "endorse" Capres tertentu. Padahal, ia sendiri bersama Luhut membahas nama cawapres untuk diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) .

"Surya sangat smart dan cerdik memanfaatkan momentum, mengemas serta melontarkan pesan komunikasi politik, di tengah hiruk pikuk wacana pemasangan bacapres dan bacawapres," kata Emrus dalam keterangannya yang dikutip Populis.id pada Senin (8/5/2023).

Baca Juga: NasDem Nggak Diundang Presiden Saat Kumpul Bareng Parpol Koalisi, PDIP Sebut Jokowi Terbuka: Buktinya Ada Pertemuan Luhut-Surya Paloh!

Sementara, kata dia, Luhut tampak tidak menduga bahwa Paloh meluncur pesan komunikasi seperti itu sehingga Luhut terkesan tidak sigap menangkal pesan yang jitu tersebut. paloh berhasil menyampaikan pesan, minta agar Jokowi setop "endorse" capres tertentu.

"Pesan Surya tersebut bisa dimaknai sebagai kekecewaan Surya kepada Jokowi, sekalipun ada tiga menteri kabinet Jokowi dari Nasdem yang dipimpin oleh Surya.  Karena itu, Surya bisa memenangkan opini publik dari perjumpaan Surya dengan Luhut. Akan beda jika Luhut mampu mengemukakan bahwa bilapun Jokowi "endorse" balocapres tertentu, Jokowi di situ sebagai warga negara dan kader dari suatu partai tertentu, bukan sebagai presiden. Dengan demikian, pertemuan Surya - Luhut bisa remis, atau win-win (menang-menang). Atau terbuka peluang opini publik menguntungkan Jokowi," ujarnya.

Baca Juga: Ngaku Lawannya di Pilpres 2024 Punya Kekuatan Besar, Anies Baswedan: Kita Akan Terjunkan Kekuatan Spiritual yang Kita Miliki...

Oleh karena itu, pada situasi saat ini, menjelang, saat kampanye nanti, pemungutan suara hingga sampai pelantikan Presiden, sebaiknya yang berbicara atas nama Presiden RI hanya Jokowi dan atau Juru Bicara Presiden. 

"Untuk itu, saya menyarankan kepada Presiden Jokowi berkenan segera mengangkat Jubir Presiden agar bisa mengelola komunikasi lembaga kepresidenan dengan baik dan profesional. Oleh karena itu, Jubir harus dari seorang komunikolog handal yang mengusai betul konsep, teori, aksiologi dan diterima di ruang publik," ujar pengamat politik itu.

Sementara itu, Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, menyebut Partai NasDem seolah menceritakan bahwa Luhut yang memberikan usulan cawapres itu.

"Diceritakan seakan Pak Luhut yang meng-endorse, membawa, atau mengusulkan nama untuk kepentingan tertentu, terkesan ada upaya intervensi," ujar Jodi, dikutip dari detikcom.

Baca Juga: Ada yang Hilang Respect Sampai Kena Disindir Gegara Kritik Kendaraan Jokowi, Tiktoker Bima Beri Jawaban Gak Disangka-sangka!

Kata dia, Luhut tidak memiliki kepentingan untuk mengusulkan nama calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Jodi juga menyebut Luhut akan tetap sejalan dengan Presiden Joko Widodo.

"Dan pesan juga kalau Pak Luhut akan selalu sejalan dengan Presiden Jokowi. Mulai bersama dan akhirnya jg akan sama-sama," tuturnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover