Sebut Presiden dan Koleganya Bikin Markas Timses Capres di Istana, Partai Demokrat Malah Dibuat Mingkem Sama Ngabalin: Jokowi Bukan SBY!

Sebut Presiden dan Koleganya Bikin Markas Timses Capres di Istana, Partai Demokrat Malah Dibuat Mingkem Sama Ngabalin: Jokowi Bukan SBY! Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin angkat bicara menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman yang menyebut Presiden Joko Widodo menjadikan Istana Negara markas tim sukses calon presiden tertentu setelah kepala negara menggelar pertemuan dengan sejumlah ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Negara pada akhir pekan lalu. Dimana Benny juga meminta Jokowi untuk tetap netral pada Pilpres 2024 mendatang. 

Ngabalin menyebut pernyataan Benny K Harman sudah kelewat batas, dia menyebut Jokowi petinggi bukan petinggi partai politik seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat menjabat presiden RI dia juga merangkap sebagai ketua umum partai Demokrat. Jadi menurut Ngabalin, sikap Jokowi pada Pilpres 2024 jelas netral.

Baca Juga: Geram Dengar Program Subsidi Mobil Listrik Dikritik, Opung Luhut Tunjuk Hidung Anies Baswedan: Nggak Betul Itu!

"Dia paham nggak kalau Jokowi itu bukan presiden yang langsung jadi ketum partai? Jokowi itu bukan SBY yang langsung jadi ketum Partai Demokrat, bukan," kata Ngabalin ketika dikonfirmasi Selasa (9/5/2023). 

Ngabalin melanjutkan, Jokowi adalah seorang negarawan sejati, dia jelas tahu risikonya jika dirinya tak netral pada Pilpres 2024 nanti, jika terjadi kekacauan politik, maka yang rugi adalah bangsa Indonesia, Jokowi lanjut Ngabalin jelas tidak menginginkan hal itu.

"Menjelang pemilu ini, kalau gonjang ganjing politik di Tanah Air itu terjadi, maka yang akan merugikan kita, bangsa ini, itu yang bertanggung jawab adalah pemerintah," terangnya.

Kritik Benny Buat Jokowi

Politisi senior Partai Demokrat Benny K  Harman ikut menyoal pertemuan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah ketua umum partai politik pendukung pemerintah yang digelar di Istana negara pada akhir pekan lalu. 

Di mana dalam pertemuan yang berdurasi sekitar dua jam itu Jokowi sengaja tidak mengundang NasDem lantaran partai politik besutan Surya Paloh itu dianggap sudah punya koalisi baru bareng Demokrat dan PKS yang saat ini mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang. 

Baca Juga: Diakui Surya Paloh, Cap Bapak Politik Identitas Buat Anies Sukar Dihapus: Nyesel, NasDem Kehilangan Konstituen, Elektabilitas Jeblok!

Baca Juga: Pasukan AHY dan Jusuf Kalla Mencak-mencak Minta Jokowi Netral di Pilpres 2024, Eh.. Disahutin PAN: Ngapain Netral? Kalian Deg-degan ya?

Menurut Benny, pertemuan itu tidak seharusnya digelar di dalam istana negara, apalagi dalam pertemuan itu kepala negara dan para bos partai politik itu membahas Pilpres 2024. Benny menyebut itu sama saja menjadikan istana sebagai markas tim sukses calon presiden tertentu.  

“Jika benar Presiden tidak netral dlm Pilpres dan Pileg apalagi menjadikan istana presiden markas tim sukses Capres tertentu maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang, perang semesta melawan rakyatnya sendiri,” kata Benny dalam sebuah cuitan di akun twitternya @BennyHarmanID dilansir Populis.id Senin (8/5/2023). 

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover