Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Rommy) angkat bicara menanggapi pernyataan berbagai pihak yang meminta Presiden Joko Widodo untuk netral pada Pilpres 2024 mendatang. Desakan itu datang dari berbagai pihak seperti Partai Demokrat hingga Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.
Menurut Rommy, Presiden Joko Widodo tidak harus bersikap netral dalam hajatan pesta demokrasi lima tahunan itu. Kepala negara berhak untuk mendukung pasangan calon tertentu sebagaimana yang pernah dilakukan Barack Obama di penghujung masa jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat. Pada Pemilu AS 2016, Obama menyatakan sikap politiknya secara terbuka untuk mendukung Hillary yang ketika itu maju melawan Donald Trump
"Obama secara terbuka di panggung kepresidenan Amerika Serikat menyatakan dukungannya terhadap Hillary, beliau kampanye untuk Hillary," kata Rommy kepada wartawan Rabu (10/5/2023).
Adapun desakan supaya Presiden Jokowi netral pada Pilpres 2024 itu mulai muncul setelah PDI Perjuangan resmi mencapreskan Ganjar Pranowo. Saat itu Jokowi hadir langsung pada acara deklarasi tersebut, sebelum-sebelumnya Jokowi di berbagai kesempatan juga sempat mengendorse Ganjar Pranowo.
Desakan agar Jokowi menunjukan sikap netral itu semakin memuncak setelah Kepala Negara mengadakan pertemuan dengan sejumlah ketua umum partai politik pendukung pemerintah. Pertemuan dilakukan di Istana Negara, pada akhir pekan lalu.
Dengan pertemuan tersebut Jusuf Kalla bahkan menyebut Jokowi sudah kebablasan mengurus Pilpres 2024, sedangkan Demokrat menilai kepala negara sedang menabuh genderang perang lantaran menjadikan Istana Negara sebagai markas tim sukses.
Rommy sendiri mengaku heran melihat sikap pihak-pihak yang koar-koar minta Jokowi netral, kata dia sikap politik Jokowi jelas bukan urusan mereka, mau netral atau tidak itu adalah hak kepala negara, sebab bersikap netral atau tidak itu sama sekali tidak melanggar peraturan apapun.
"Ketika presiden kumpulkan enam parpol, presiden punya preferensi, loh 2019, presiden calonkan diri, kan presiden dicalonkan parpol. Artinya presiden betul-betul meletakkan 'pilih saya' dan itu didorong parpol," pungkasnya.