Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy menilai Anies Baswedan dan partai yang tergabung dalam koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) belum tentu melanjutkan program yang ada di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, saat ini, tingkat elektabilitas Anies sebagai calon presiden cukup tinggi lantaran bergerak di kelompok oposisi.
“Mas Anies dapat surat tinggi kan karena mengambil posisi sebagai oposan, dan ceruk itu ada,” katanya dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com dilansir pada Kamis (11/5/2023).
“Kalau kemudian berbalik jadi pendukung (pemerintah) ya itu menghabisi suaranya sendiri. Secara politik namanya tendangan bunuh diri,” ujarnya.
Apalagi, kata Romy, saat ini Anies dan koalisinya terus menganggap bahwa berbagai proyek pemerintah, contohnya Kereta Cepat Indonesia – Cina (KCIC) dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merugikan negara.
“Ketika narasi itu terus dan terus disampaikan, dipublikasikan, sebagai bahan materi pidato untuk propaganda, bagaimana kemudian Pak Jokowi dan partai-partai yang ada, akan percaya kalau itu besok ketika duduk (sebagai presiden) tidak begitu (meneruskan program Jokowi),” katanya.
Disisi lain, Rommy juga tak menampik kini ada gerakan dari partai koalisi pemerintah untuk mengajak Parpol Koalisi Perubahan berbalik arah atau pindah haluan.
Menurutnya, hal itu sah-sah saja dilakukan dan mesti terus diupayakan sampai batas akhir pendaftaran sebagai capres dan cawapres.
“Kan Pak Luhut mendekati Pak Surya Paloh, kemudian Cak Imin dan Pak Airlangga mendekati Cikeas, kemudian PKS didekati Sandi. Sebelum janur kuning melekung jangan pernah menyerah,” katanya.