Lambannya berkas dua tersangka kasus penganiayaan David Ozora, Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas, diserahkan ke Pengadilan menjadi tanda tanya besar hingga membuat sejumlah pihak menaruh kecurigaannya.
Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Erasmus Napitupulu, yang kerap membela AG dan sempat berdebat dengan kuasa hukum David, Mellisa Anggraini, menjadi salah satu orang yang menyoroti hal tersebut.
Melalui salah satu cuitannya, ia menyampaikan tanggapannya atas sebuah artikel yang berjudul, “Polisi Berencana Periksa David Ozora Namun Ditolak Keluarga, Ini Alasannya.”
Erasmus sendiri mengaku tidak mengerti jika penolakan keluarga terhadap keinginan polisi untuk memeriksa David memang menjadi alasan berkas Mario Dandy dan Shane Lukas lama diserahkan ke pengadilan.
Pasalnya, ia menilai perbuatan Mario Dandy sudah terbukti tanpa perlu adanya keterangan korban. Erasmus juga masih meyakini kalau anak Rafael Alun Trisambodo itu memanipulasi pelaku anak, AG.
“Kalau ini yang buat lama, saya gak ngerti untuk apa, D juga dlm kondisi gak fit,” ujarnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @erasmus70 yang diunggah pada Kamis (11/5/2023).
Ia menambahkan, “Gak perlu ada keterangan korban, Semua rangkaian perbuatan MDS itu clear tanpa perlu korban bersaksi, dia pelaku penganiayaan, dia merencanakan dari awal, memanipulasi AG dri awal. Butuh apa lagi?”
Erasmus menegaskan kalau Mario Dandy mengkambinghitamkan David dengan tudingan telah melakukan pelecehan seksual kepada AG, serta menyalahkan AG sebagai penghasut dalam penganiayaan tersebut.
Ia menyampaikan, “MDS ini melegitimasi kekerasan dgn mengambinghitamkan D melakukan pelecehan, lalu berikutnya mempersalahkan AG sebagai otak/penghasut kekerasan”
“Dua hal itu gak ada hubungan dgn kekerasan yg dilakukan MDS. Butuh keterangan apa dari D?” tanyanya menandaskan.
Cuitan Erasmus kemudian mendapat sejumlah komentar dari netizen, salah satunya pengguna akun @AndyHus****. Dalam balasannya, ia bertanya mengenai bekingan Mario Dandy. “MDS ini masih ada bekingan ya Bang?” pungkasnya.
Erasmus pun menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui hal itu. Namun, pihak kepolisian memang mengundang kecurigaan dengan menolak laporan dugaan kekerasan seksual AG terhadap Mario Dandy dua kali hingga lambatnya berkas Mario Dandy dan Shane.
“Saya gak ngerti bang. Tpi laporan soal kekerasan seksual dia gak diterima 2 kali. Proses penyidikan lama, kalau butuh fakta baru gak masalah, ini gak jelas butuh apa. Lalu butuh keterangan D, ngapain? Ya makin lama makin curiga kita,” tutupnya.
Kalau ini yang buat lama, saya gak ngerti untuk apa, D juga dlm kondisi gak fit
— Erasmus Napitupulu (@erasmus70) May 11, 2023
Gak perlu ada keterangan korban, Semua rangkaian perbuatan MDS itu clear tanpa perlu korban bersaksi, dia pelaku penganiayaan, dia merencanakan dari awal, memanipulasi AG dri awal
Butuh apa lagi? https://t.co/sqokPOc9i7