Politisi Partai Gerindra, Ferdinand Hutahaean menilai penolakan Novel Bamukmin atas kedatangan Coldplay tidak memiliki alasan kuat. Bahkan, mantan Politisi Demokrat ini menganggap sikap Novel Bamukmin tidak logis.
"Menurut saya penolakan yang dilakukan oleh kelompok 212 ini adalah penolakan yang tidak logis dan ini tidak boleh dibiarkan," katanya kepada Populis.id pada Senin (15/05/2023).
Ia menilai bahwa ancaman-ancaman yang diberikan akan melakukan aksi demo segala macam harus ditertibkan. Sebab, jika penolakan tersebut dibiarkan, bangsa ini akan terancam sepi dari pariwisata.
"Maka kepolisian dan pemerintah harus bersikap tegas terhadap ancaman PA 212 ini," tuturnya.
Soal LGBT, ia menilai PA 212 punya standar ganda. Sebab, saat perhelatan Formula E yang diselenggarakan Anies Baswedan, marak dengan simbol LGBT.
"Marak bendera pelangi, dimana mulutnya Novel Bamukmin ketika itu ada? Dimana kelompok 212 ketika kelompok LGBT di Formula E? Mengapa mereka diam, bungkam, saya pikir kelompok 212 ini juga perlu diperiksakan kesehatan logika mereka," tuturnya.
Di sisi lain, ia menyebut bahwa ancaman PA 212 untuk kepung bandara jika Coldplay nekad datang bisa ditindak. Pasalnya, ada aturan sendiri tentang penyampaian pendapat di muka umum.
"Bisa ditindak, karena kita punya undang-undang yang mengatur tata cara penyampaian pendapat di muka umum, dimana harus ada pemberitahuan kepolisian dan segala macam," ucapnya.
"Jadi kalau mereka main ancam aja mau kepung begitu ya harus bisa ditindak, dasar hukumnya jelas," sambung Ferdinand.
Ia juga kembali menekankan, jika tidak ditindak apa yang mereka lakukan bakal membuat Indonesia sebagai negara yang tidak aman bagi kunjungan siapapun. Akhirnya orang luar akan menjadi takut berkunjung.
"Ini kan penduduk 212 ini aja yang ga tenang tenang. Mereka lebih bagus di goa saja, tidak usah melihat perkembangan dunia," pungkasnya.