Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Erasmus Napitupulu, menanggapi kesaksian ibu AG, IV, yang mengaku menyesal tidak menemani anaknya ke tempat facial di hari insiden penganiayaan David Ozora.
IV mengaku anaknya sempat meminta untuk ditemani ke tempat facial. Namun, ia tidak bisa karena harus mendampingi suaminya. Ibu AG juga menegaskan bahwa anaknya tidak pernah merencanakan penganiayaan David meski memang diajak bertemu dengan Mario Dandy Satriyo di hari kejadian.
Melalui salah satu cuitannya, Erasmus menanggapi sebuah artikel yang berjudul, “Sesal dan Pembelaan Ibunda AG terhadap Sang Anak dalam Kasus Penganiayaan D.”
Ia kemudian mengutip pernyataan ibu AG yang membuktikan kalau perempuan berusia 15 tahun itu tidak ikut melakukan perencanaan terhadap penganiayaan David. “"Seandainya waktu bisa dikembalikan, Tuhan. Saya mau menemani anak saya waktu itu, Tuhan," ucap Ibu AG,” pungkasnya.
Erasmus menambahkan, “Ini bukti yg buat saya yakin AG tidak dalam perencanaan penganiayaan D. Knp? Krn di hari itu, AG membuat janji facial, meminta ibunya menemani, penyesalan terbesar ibu AG.”
Cuitannya itu kemudian mendapat sejumlah komentar dari netizen, salah satunya pengguna akun @jeprince97 yang menyinggung peran orang tua AG.
Ia menyampaikan, “Susahnya juga kalo ortu menganggap enteng keberadaan anak, merasa gak perlu andil, hanya larang sana sini atau atur sana sini. Giliran udah kena batunya baru nyesel. Ini masih nyesel, banyak juga yg malah gak merasa bersalah sama sekali.”
Menanggapi komentar tersebut, Erasmus kemudian menyebut bahwa ibu dan kakak AG sempat melarangnya untuk pacarana dengan Mario Dandy. Hal itu karena rentang usia mereka.
Erasmus bahkan mengungkap kalau kakak AG pernah bertengkar dengan Mario Dandy di publik karena mengajak adiknya keluar malam.
“Ibu AG dan kakaknya melarang AG pacaran dgn MDS krn gap umur yg begitu besar. Kakak AG pernah berantam di publik krn MDS ajak AG keluar malam,” ujarnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @erasmus70 pada Selasa (16/5/2023).
Erasmus melanjutkan, “Banyak yg kita gak tau, jangan cepat menghakimi, jd orang tua itu susah. Tpi saya sepakat, poinnya peran keluarga penting.”
Melihat jawaban itu, netizen dengan akun @jeprince97 kembali membalas, “Maksud g sih, banyak juga ortu belegug seperti yg g sebut, bukan menghakimi. Ya memang benar, susah jadi ortu. Tapi anak bisa mencari validasi dari luar, hingga bisa termanipulasi oleh MDS, knp coba? Cm marah atau ribut, tapi gak pernah menjelaskan KENAPA gap umur bgt gak boleh.”
Netizen lain juga ada yang meminta anggota Aliansi Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak (PKTA) itu untuk tidak terlalu membela AG. Sementara itu, pihak AG sendiri saat ini tengah mengajukan kasasi atas vonis 3,5 tahun penjara dalam penganiayaan David untuk meringankan hukumannya.
Ibu AG dan kakaknya melarang AG pacaran dgn MDS krn gap umur yg begitu besar
— Erasmus Napitupulu (@erasmus70) May 13, 2023
Kakak AG pernah berantam di publik krn MDS ajak AG keluar malam
Banyak yg kita gak tau, jangan cepat menghakimi, jd orang tua itu susah
Tpi saya sepakat, poinnya peran keluarga penting https://t.co/6IJOQ6zFMv
