Selanjutnya mereka bisa dengan leluasa mengarahkan moncong senjatanya kearah prajurit yang sibuk menghindari serangan tameng hidup itu.
Mengetahui strategi itu, prajurit satuan Sniper Hantu Rimba yang sedang bergerak menuju Desa Lembah Baliem, tempat kelahiran Egianus Kogoya dan disinyalir menjadi lokasi persembunyiannya melakukan strategi umpan balik.
Mereka memasang mercon dan obat nyamuk bakar. Sumbu mercon ini sengaja dipanjangkan agar memberi waktu prajurit TNI bergerak ke sisi lain dari titik awal mereka datang.
Sekitar 20 menit setelah pergerakan TNI ke posisi lain, mercon terbakar dan meledak.
Tanpa dikomandoi anak-anak dan mamak-mamak bergerak menyerbu ke arah suara mercon yang meledak. Dibelakangnya, para anggota KKB berdiri dengan senjata lengkap.
Mereka siap membidik prajurit TNI yang tidak bisa menembak karena berhadapan dengan tameng hidup, yakni perempuan dan anak-anak.
Hanya saja strategi kotor KKB Papua sudah terbaca. Ketika tameng hidup ini bergerak, prajurit TNI sudah berada di sisi lain.
Di belakang perempuan dan anak-anak, barisan KKB mengendap membidikkan senjata. Tapi, dia tidak sadar jika sudah masuk dalam teropong sniper prajurit TNI.
Door letusan suara senapan sniper meledak. Diujung sana, terlihat dua anggota KKB roboh.
Melihat rekannya roboh anggota KKB yang lain berhamburan masuk ke dalam rimbunan hutan dan menghilang.
Lihat Sumber Artikel di Fajar Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Fajar.