Tiket Ludes Jadi Bukti Masyarakat Tak Takut Ancaman PA 212, Teddy Gusnaidi Minta Promotor Gak Jumawa: Sebaiknya Bersepakat dengan Coldplay..

Tiket Ludes Jadi Bukti Masyarakat Tak Takut Ancaman PA 212, Teddy Gusnaidi Minta Promotor Gak Jumawa: Sebaiknya Bersepakat dengan Coldplay.. Kredit Foto: Instagram/Teddy Gusnaidi

Wakil Ketua Umum sekaligus Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, ikut berkomentar soal konser Coldplay di Indonesia yang mendapat penolakan dari Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin.

Melalui salah satu cuitannya, Teddy menyebut bahwa tiket konser Coldplay yang terjual habis membuktikan kalau masyarakat Indonesia tidak peduli dengan ancaman. Sebagaimana diketahui, PA 212 sempat mengancam akan mengepung bandara jika promotor nekat mendatangkan Chris Martin Cs.

Baca Juga: Tersangka Korupsi Johnny Plate Masih Berhak Jadi Bakal Caleg, KPU Beri Penjelasan Begini

“Tiket menonton konser Coldplay di Jakarta terjual habis,” ujarnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @TeddGus yang diunggah pada Sabtu (20/5/2023).

Ia menambahkan, “Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi mempedulikan ancaman-ancaman dari segelintir orang. Apalagi Menteri ingin agar konser Coldplay tidak hanya sehari, mengingat banyak yang tidak kebagian tiket.”

Salah satu alasan penolakan dari PA 212 adalah karena Coldplay dinilai mendukung kampanye kelompok LGBT. Teddy kemudian menyarankan promotor untuk bersepakat dengan grup band asal Inggris itu agar tidak mempromosikan sesuatu di luar norma masyarakat Indonesia.

“Akan tetapi, tentu saja dari pihak penyelenggara jangan jumawa, sebaiknya bersepakat dengan Coldplay, untuk tidak mempromosikan sesuatu yang tidak sejalan dengan norma-norma di masyarakat Indonesia. Walaupun belum tentu kebenarannya bahwa vokalis Coldplay mendukung LGBT, tapi sebaiknya tetap ada kesepakatan,” jelasnya.

Baca Juga: Suka Dibilang Pukul-pukulan Sama Puan Maharani, Ganjar Akhirnya Blak-blakan: Saya Sampai..

Teddy melanjutkan, “Bagaimanapun jika ada kampanye LGBT tentu tidak elok, karena selain tidak sesuai dengan norma-norma bangsa ini, juga orang ingin menonton musik bukan ingin menonton kampanye politik.”

Menurutnya, dengan adanya kesepakatan antara promotor dan Coldplay untuk tidak mempromosikan sesuatu di luar norma masyarakat Indonesia seperti LGBT, maka polemik soal penolakan itu sudah selesai.

“Tentu dengan adanya kesepakatan antara Coldplay dengan penyelenggara, maka polemik terkait penolakan konser Coldplay selesai. Sehingga konser bisa berjalan dengan lancar, penonton Indonesia terhibur tanpa harus terganggu dengan penolakan dan keributan lainnya,” tutupnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover