Kritikus sekaligus eks aktivis 98 Faizal Assegaf melontarkan kritik keras terhadap Presiden Joko Widodo. Kritik itu untuk merespons pernyataan kepala negara yang mengakui melakukan politik cawe-cawe terkait Pilpres 2024 demi kepentingan negara.
Menurut Faizal Assegaf pernyataan Jokowi justru bikin resah masyarakat, sebab sebagai kepala negara Jokowi kata Faizal seharusnya netral dalam hajatan pesta demokrasi lima tahunan itu.
Baca Juga: Kubu Moeldoko Desak Polisi Segera Borgol SBY: Tindakannya Mengundang Kebencian dan Makar!
"Jokowi secara resmi umumkan syahwat politik cawe-cawe alias terlibat intervensi kekuasaan secara telanjang jelang Pilpres 2024. Sebuah deklarasi kebrutalan politik yang diklaim demi kepentingan bangsa dan negara ke depan," ucapnya dalam Twitter @faizalassegaf, Selasa (30/05/2023).
"Penegasan modus cawe-cawe Jokowi sangat meresahkan rakyat. Mengingat posisinya sebagai presiden sekaligus kepala negara yang wajib netral, justru secara gelap mata terlibat mengusung Capres-Cawapres," tambahnya.
Dengan penegasan yang disampaikan Jokowi terkait politik cawe-cawe, Faizal menilai eks Gubernur DKI Jakarta itu secara tak langsung sedang mendeklarasikan kepada publik bahwa hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri dan PDI sedang tidak baik-baik saja.
Jokowi disebut sudah terang-terangan mengkhianati partai politik yang telah membesarkan namanya itu, dia memilih berpaling dari Megawati lantaran tak sepakat dengan pengusungan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Ihwal retaknya hubungan mesra Megawati dan Jokowi adalah imbas dari politik cawe-cawe. Dimana asbab pertengakaran kedua pihak karena Jokowi ngotot dan super sibuk galang relawan usung Prabowo. Tentu pengkhianatan pada Megawati, Ganjar dan PDIP," ujar Faizal.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui melakukan cawe-cawe dalam politik. Jokowi mengklaim cawe-cawe yang dilakukannya adalah demi kepentingan negara, agar pembangunan tetap berlanjut meskipun ada transisi kepemimpinan.
"Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/05/2023).