Anwar Abbas Apresiasi KSAD Dudung, Kali Ini Soal...

Anwar Abbas Apresiasi KSAD Dudung, Kali Ini Soal... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai wacana KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang akan merekrut calon prajurit TNI dari pesantren patut diapresiasi.

Tetapi, kata dia, harusnya wacana itu diperluas. Pernyataan perekrutan tidak hanya dari pesantren tetapi dari sekolah-sekolah agama lainnya di Indonesia.

"Cuma menurut saya oleh KSAD sebaiknya diperluas, jadi jangan hanya dari pesantren-pesantren saja tapi juga dari sekolah-sekolah agama yang ada apakah itu dari sekolah-sekolah agama yang bernapaskan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu," katanya dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga: Sobat Habib Rizieq Nggak Kira-Kira, Jenderal Dudung Disarankan Ganti Nama Jadi...

Dia mengatakan, perekrutan dari lintas sekolah bernapaskan agama itu penting. Sebab mereka diharapkan akan menjadi prajurit TNI yang mengerti secara baik ajaran dan nilai-nilai luhur agama masing-masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai prajurit.

"Diharapkan akan bisa menjadi tentara-tentara yang mengerti secara baik nilai-nilai dari ajaran agamanya dan bagaimana mengimplementasikannya karena mereka diyakini telah memiliki dasar pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang baik dan kuat," katanya.

Baca Juga: Para Santri Siap-siap! Jenderal Dudung Ingin Rekrut Jadi Prajurit TNI AD, Mau?

Pentingnya perekrutan calon prajurit berlatar belakang agama-agama, kata dia, sesuai dengan semangat dan amanat konstitusi kita yaitu UUD 1945 pasal 29 ayat 1 di mana di dalamnya dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.

"Ini artinya nilai-nilai dari ajaran agama termasuk tentunya nilai-nilai dari ajaran agama Islam tentu harus bisa kita pahami dan laksanakan serta tegakkan dengan sebaik-baiknya," katanya.

Dia menambahkan, dengan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang baik, negara Indonesia tidak lagi menjadi negara sekuler apalagi menjadi negara atheis. Sebaliknya, negara justru menjadi negara yang berakhlak dan bermoral.

"Supaya negeri kita ini menjadi negeri yang kita harapkan dimana negara kita tidak menjadi negara yang sekuler apalagi atheistik tapi akan menjadi sebuah negeri yang menghormati agama, maju, berkeadilan, berakhlak dan bermoral serta rakyatnya hidup dengan rukun dan damai serta sejahtera dan bahagia," katanya.

Lihat Sumber Artikel di Akurat Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Akurat.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover