Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), meminta pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal cawe-cawe di Pilpres 2024 mendatang tidak menggunakan bahasa Jawa.
Ia meminta secara tegas untuk langsung saja mengatakan sebagai politik ikut campur.
"Tak usah pakai kata cawe-cawe, campur tangan titik, lebih kepada bahasa Indonesia biar tidak multitafsir," bebernya, dalam acara Indonesia Lawyer Club, seperti dilihat Senin (5/6/2023).
Lanjutnya, ia meminta agar Kepala Negara dapat membuktikan pernyataannya untuk konsisten menjadi wasit di Pilpres mendatang.
"Ini campur tangan yang tidak perlu, tak usah saja cawe-cawe. Ini momen baik bahwa presiden sudah mengatakan di muka umum, lalu diluruskan, oleh para pembantunya, dikatakan cawe-cawe agar Pemilu berlangsung jujur dan adil.
"Bagi saya kita mulai dari situ, ini situasi yang baik kalau dijalankan. Kalau ini pemerintah wasit, jadi wasit lah, pengawas terserah. Pemilu musti harus diawasi, kalau wasit tidak adil nanti bisa dipecat. Kita lihat saja, kita harap rakyat jadi saksi, bahwa presiden dia akan adil jujur, pelaksanaanya yang penting bukan ngomongnya, jangan cawe-cawe lagi karena multitafsir," bebernya.
Lebih lanjut, dirinya juga berharap jika Jokowi mendukung salah satu paslon ke depannya tidak terulang lagi, dan pemerintah benar-benar tidak memihak.
"Kalau ada nuansa mendukung ini tidak terjadi lagi, bahwa secara terbuka tidak tapi semua orang tahu, ini tidak terjadi lagi," jelasnya.