Kubu pendukung Anies Baswedan ramai-ramai membuat polling di sosial media setelah elektabilitas calon Presiden usungan Koalisi Perubahan itu terus nyungsep dalam berbagai hasil survei nasional yang dirilis belakangan ini.
Dimana dalam hasil survei tersebut Anies Baswedan menjadi langganan tetap di posisi ketiga dengan presentasi elektabilitas yang menyedihkan jika dibandingkan dengan dua capres lainnya yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang selalu gantian di posisi pertama dan kedua.
Salah satu yang ikut membuat polling tersebut adalah politisi PKS Tifatul Sembiring, polling dilakukan di laman twitternya. Singkatnya Polling itu dimenangkan Anies Baswedan. Hal serupa juga dilakukan Refly Harun di saluran Youtube miliknya hasilnya pun Anies menang telak ketimbang Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Meski demikian polling itu dikritik keras sejumlah pihak sebab baik Tifatul Sembiring maupun Refly Harun keduanya jelas punya flowers yang mayoritas adalah pendukung Anies Baswedan, jadi polling itu tidak bisa dipakai sebagai acuan apalagi sampai dibanding-bandingkan dengan hasil survei dari berbagai lembaga yang jelas dikerjakan dengan metode ilmiah.
Salah satu yang mengkritik polling Tifatul Sembiring dan Refly Harun adalah pegiat sosial media @KakekHalal. Dia mengatakan jika Polling itu dilakukan pendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, maka Anies Baswedan mustahil menang dalam polling tersebut. Menurutnya Polling di media sosial bukan sesuatu yang ilmiah, itu hanya pembenaran yang dilakukan pendukung Anies Baswedan yang ketar ketir melihat popularitas junjungan semakin tiarap setiap saat.
“Dengan kondisi yang sama, kalau polling dilakukan pendukung Ganjar, maka hasilnya adalah Ganjar yang menang. Kalau yang membuat survei misalnya Fadli Zon, maka Prabowo yang bakal menang telak. Kalau polling diadakan oleh petinggi ormas di Petamburan, sudah pasti pemenangnya adalah Rizieq,” kata netizen tersebut dilansir Populis.id Kamis (8/6/2023).
Netizen ini justru mengaku kasihan melihat pendukung Anies Baswedan yang putar otak mencari cara membantah hasil survei, yang lebih mengenaskan lagi kata dia, pendukung Anies Baswedan justru tanpa ragu menjual kemenangan Presiden Turki Erdogan, yang disebut-sebut selalu kalah dalam survei tetapi justru terpilih dalam pemilu Turki.
“Kemenangan Erdogan lantas dijadikan sebagai kabar penghibur bagi Nasdem dan PKS. Erdogan diprediksi kalah di putaran pertama tapi berhasil jadi pemenang. Kondisi ini dicocok-cocokkan oleh Nasdem dan PKS di mana Anies tidak pernah diunggulkan seperti di Pilgub DKI 2017 tapi bisa saja menang pilpres,” tuturnya,
“Kemenangan Erdogan mau disamakan dengan kemenangan Anies di pilpres nanti, tentu saja ini adalah efek dari halu yang terlalu akut. Kalau Prabowo akhir-akhir ini sering menjual kedekatannya dengan Jokowi, maka kubu Anies menjual kemenangan Erdogan sebagai obat anti galau. Kubu Anies lupa kalau yang mereka lawan saat Pilgub DKI adalah seorang Ahok, yang menjadi sasaran empuk permainan politik identitas oleh kelompok pendukung Anies,’ tambahnya memungkasi.