Ustad Abdul Somad Berang Ada Salam Yahudi di Ponpes Al Zaytun: Itu Salam Yahudi Bodoh, Orang Ini Harus Ditangkap!

Ustad Abdul Somad Berang Ada Salam Yahudi di Ponpes Al Zaytun: Itu Salam Yahudi Bodoh, Orang Ini Harus Ditangkap! Kredit Foto: Instagram/Ust Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad (UAS) berang setelah mengetahui ada dugaan ajaran aliran sesat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun. Dalam sebuah rekaman video, UAS menyampaikan ceramahnya seolah kesal dengan ajaran yang diberikan Ponpes tersebut.

"Itu salam Yahudi Bodoh, udah dapat videonya? saya udah dapat. Ini orang musti ditangkap, antek Yahudi," kata UAS yang dikutip Populis.id dari channel YouTube Udo21, Rabu, (21/6/2023).

UAS mengingatkan agar hati-hati dan selektif memilih Ponpes. Ia juga mengtakan jangan tergiur bangunan pesantren megah tetapi mengajarkan aliran sesat.

"Bisa pula, Tuan Syekhnya, di depan santri di dalam masjid, anak-anak diajarkan lagu. Lagunya Haveno, shaloom aleichem. Itu salam Yahudi bodoh," kata UAS. 

"Kita ini ahlussunnah wal jamaah," lanjutnya.

Di sisi lain, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para ulama membentuk tim investigasi yang akan bekerja selama tujuh hari untuk menangani polemik yang terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu. 

"Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam, Bakesbangpol Jabar sudah rapat, kesimpulannya adalah kami membentuk tim investigasi yang akan bekerja selama tujuh hari karena prinsip kita harus hati-hati, berkeadilan dan tabayun," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate Kota Bandung, Senin, (19/6/2023). 

Ridwan Kamil atau Kang Emil, menyebut hal itu dilakukan untuk memastikan apakah ada pelanggaran secara fikih syariah dan juga potensi lainnya, yakni pelanggaran administrasi. 

Baca Juga: Mengejutkan! Anies Baswedan Buka-bukan Terkait Tuduhan Korupsi di Formula E: Yang Menuduh Bawa Bukti, Itu di Mana-mana Karena...

"Kalau ada pelanggaran-pelanggaran secara fikih syariah atau yang berhubungan dengan potensi pelanggaran administrasi terhadap norma hukum di Indonesia, maka akan ada tindakan-tindakan administrasi atau hukum," tuturnya. 

Ia pun meminta pihak Al Zaytun untuk kooperatif selama tim investigasi bertugas. Hal itu bertujuan agar mendapatkan keabsahan data dan fakta yang valid di Al Zaytun. 

"Kami meminta pihak Al Zaytun kooperatif karena sudah beberapa kali dalam catatan sejarahnya sering menolak mereka yang mencoba untuk bertabayun," ujar dia. 

"Karena yang terpenting dari kaca mata Pemprov Jabar, kami harus menyelamatkan siswa. Jika memang terindikasi berada dalam ideologi yang melanggar tatanan hukum tentunya harus ada upaya-upaya hukum. Namun kami juga tidak bisa mengambil sebuah keputusan tanpa fakta yang lengkap," pungkas Kang Emil.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover