Pondok Pesantren Al-Zaytun tengah menjadi sorotan masyarakat setelah pimpinannya Panji Gumilang membuat berbagai kontroversi yang menyimpang dari syariat islam. Ponpes terbesar se-Asia Tenggara itu disinyalir sebagai pusat penyebaran ajaran sesat dan laboratorium untuk menetaskan bibit-bibit baru pelaku terorisme.
Kekinian muncul sebuah pengakuan mengejutkan dari buronan kasus penistaaan agama Islam, Pendeta Saifuddin Ibrahim. Pemuka agama kontroversial itu mengaku sempat menjadi pengajar di Ponpes tersebut. Pendeta Saifuddin mengaku cukup lama mengajar di sana hingga akhirnya memutuskan keluar dan pindah agama.
“Saya (pernah) bergabung dengan Ponpes Al Zaytun sebagai tenaga pengajar. Waktu itu saya juga masih beragama Islam," kata Pendeta Saifuddin dilansir Populis.id Kamis (22/6/2023).
Selama masih aktif mengajar, Pendeta Saifuddin mengaku menjadi donatur tetap di Ponpes Al-Zaytun. Dia mengklaim dirinya menyumbangkan sejumlah uang yang ia ambil dari tabungannya. Tak hanya itu dia juga mengaku sempat menyumbangkan emas setengah kilogram.
"Emas setengah kilo pernah saya berikan ke Ponpes Al Zaytun. Kemudian, saya juga sumbang dengan uang tabungan yang saya miliki," ungkap Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Saifuddin Pulang ke Indonesia Kalau Panji Gumilang Jadi Ketua MUI
Pendeta Saifuddin Ibrahim mengaku sepakat dengan pernyataan kontroversial pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Panji Gumilang yang baru-baru ini melarang jamaahnya untuk berangkat naik haji atau umroh ke Mekkah sebab dia mengklaim Indonesia juga menjadi tanah suci umat Islam.
Pendeta Saifuddin mengatakan omongan Panji Gumilang adalah pernyataan cerdas, dia bahkan mengaku bakal segera keluar dari tempat persembunyiannya dan lekas kembali ke Indonesia jika kelak Panji Gumilang didapuk menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kalau Panji Gumilang jadi pemimpin Islam atau jadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), saya mau balik lagi ke Indonesia," kata Saifuddin dalam sebuah video dilansir dari saluran Youtube Aj habibi.