Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang mengaku menyanggupi tantangan debat terbuka yang diberikan Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini.
Tantangan debat itu diutarakan Faldo setelah Melki Sedek menebar ancaman ke Presiden Joko Widodo, dimana dia meminta kepala negara memilih mau lengser secara baik-baik atau dengan cara berdarah-darah.
Melki mengaku tak gentar dengan tantangan tersebut, dia justru mengaku jika debat terbuka itu terlaksana, maka dirinya siap mengajari Faldo dan semua pimpinan di negara ini untuk menegakan demokrasi dan konstitusi.
"Kita siap hadapi. Saya kira Bang Faldo tidak perlu ajari kami tentang peranan mahasiswa. Kami akan ajari Bang Faldo dan seluruh pemimpin negeri ini untuk menegakkan demokrasi dan taat konstitusi," kata Melki kepada wartawan Jumat (23/6/2023).
Diberitakan sebelumnya, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini Pemerintahan Jokowi jelas tidak ingin mahasiswi berdarah-darah, sebab hal itu bakal berimbas panjang, salah satunya adalah sulit mencari kerja setelah lulus dari perguruan tinggi lantaran nama mereka terlanjur cacat.
"Yang jelas, pemerintah tidak mau mahasiswa berdarah-darah setelah lulus. Sulit mencari pekerjaan, menganggur lama, akhirnya mengganggu kesehatan mental dan kualitas hidup," kata Faldo.
Faldo menilai ancaman Melki hanya sebatas gertak sambal, gaya yang dipakai Melki meneror pemerintah disebutnya sudah ketinggalan zaman. Gaya Miliki juga tidak mencerminkan seorang intelek.
"Saya kira ini gaya BEM UI masih sama kayak waktu saya jadi BEM dulu, sebelas tahun yang lalu. Belum ada perubahan, padahal zaman sudah berubah banyak," tutur Faldo.