Ahli Hukum Tata Negara sekaligus Advokat Refly Harun mengaku mendukung Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang yang meneror Presiden Joko Widodo. Dimana Melki memberi dua pilihan kepada kepala negara, mau lengser baik-baik, atau dilengserkan dengan cara berdarah-darah.
Pria yang juga dikenal sebagai loyalis Anies Baswedan itu mengatakan, apa yang disampaikan Melki tidak salah, sebab kata dia tugas sebagai seorang mahasiswa adalah mengawal pemerintah. Jika pemerintah mulai melenceng mahasiswa wajib mengkritisinya bila melengserkannya dari pucuk pimpinan.
"Karena mahasiswa sudah seharusnya seperti itu dan saat ini sudah tidak kritis lagi. Jika mendukung pemerintah itu bukan mahasiswa," kata Refly Harun dilansir Populis.id Jumat (23/6/2023).
Refly mengatakan, mahasiswa adalah perpanjangan tangan dari rakyat, mereka harus berani maju paling depan, jika pemerintah sudah tak lagi memberi rasa keadilan bagi rakyatnya. Refly menegaskan, Mahasiswa tak boleh dekat dengan kekuasaan.
"Seorang mahasiswa tidak dituntut untuk mengendorse atau berorientasi pada kekuasaan, tetapi kepada nilai-nilai kebenaran dan keadilan, meskipun itu pahit dan punya risiko," tuntasnya.
Diteror Balik Orang Istana
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini angkat bicara menanggapi pernyataan Melki. Dia menyebut Pemerintahan Jokowi jelas tidak ingin mahasiswi berdarah-darah, sebab hal itu bakal berimbas panjang, salah satunya adalah sulit mencari kerja setelah lulus dari perguruan tinggi lantaran nama mereka terlanjur cacat.
"Yang jelas, pemerintah tidak mau mahasiswa berdarah-darah setelah lulus. Sulit mencari pekerjaan, menganggur lama, akhirnya mengganggu kesehatan mental dan kualitas hidup," kata Faldo.