Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutaji, Penasihat Ahli Kapolri membeberkan sejumlah fakta mencengangkan terkait para santri yang mondok di Pondok Pesantren Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang. Fakta-fakta itu ia temukan saat dirinya menjadi pejabat polisi di Bareskrim Polri yang ketika itu menyelidiki berbagai kasus yang berkaitan dengan Al-Zaytun.
Dia mengatakan salah satu fakta yang ia temukan adalah laporan orang tua santri yang mengaku harta bendanya dicuri sendiri oleh anak-anak mereka. Hal itu diduga karena doktrin tak becus di Ponpes yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu. Parahnya lagi, kata uang hasil penjualan barang curian itu disetor untuk biaya mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
"Temuan saya waktu dulu masih menjabat sangat minim yang berkaitan dengan rekening. Yang saya tangani adalah banyaknya ibu-ibu yang komplain anaknya jadi pencuri, menjual barang-barang milik orangtuanya untuk biaya negara NII,” kata Aryanto dalam sebuah wawancara dilansir Populis.id Senin (3/7/2023).
Aryanto mengatakan saat itu pihaknya menerima setidaknya ada 68 laporan orang tua wali, selain mencuri barang-barang milik orang tua, para santri itu kata dia juga kerap berbohong kepada ibu bapak mereka mengenai bayaran di Al-Zaytun yang terus membengkak. Padahal duit itu nyatanya dipakai untuk ongkos pendirian NII.
"Ibu-ibu yang komplain pada kita, ada 68 orang waktu itu. Bahwa anaknya mengambil barang-barang, jual kursi, semacam itu. Katanya untuk dikasihkan kepada imamnya."
Kendati demikian, Aryanto tak tahu pasti berapa jumlah uang iuran yang harus dibayarkan pengikut Panji Gumilang setiap bulannya.
"Saya tidak sampai segitu, jadi perilaku yang berubah itulah, jadi tega dengan orangtua sendiri, tega berbohong, tidak menghargai orangtuanya," ucapnya.
Tak hanya menerima laporan dari wali santri, Aryanto mengaku pihaknya juga banyak menerima laporan berita kehilangan dari masyarakat, dimana harta benda mereka digasak pembantu rumah tangga yang baru seminggu bekerja.
Kejahatan dengan modus penyaluran Asisten Rumah Tangga (ART) itu disinyalir dilakukan oleh warga Al-Zaytun binaaan Panji Gumilang.
“Selain itu juga banyak pembantu baru yang masuk satu minggu mengambil laptop juragannya," tuntasnya.