Ia pun menganggap, PSSI adalah lembaga sepakbola Indonesia yang otak para pengurusnya bukan mengembangkan sepakbola, tapi untuk mencapai target politik individunya.
Sampai hari ini, lanjut dia, PSSI karena tak punya standar. Selain standar politik kepentingan manusia di dalamnya, maka PSSI tidak pernah berlaga di ajang Piala Dunia maupun Olimpiade.
“Berbeda dengan Jepang dan Korsel juga Arab Saudi. Yang dulunya kita mampu bersaing dengan mereka namun sekarang jauh meninggalkan Indonesia,” katanya.
Kemudian, Geisz membantah pernyataan Erick Thohir yang menyebutkan hanya terdapat satu pintu JIS. Padahal menurutnya, ada empat pintu masuk kawasan serta ratusan pintu masuk dan keluar tribun.
“Silahkan Erick Thohir mau menjadi Capres atau Cawapres dengan menggunakan PSSI sebagai ajang kepentingan pribadinya. Tapi jangan membuat drama dungu mengatakan JIS hanya terdapat satu pintu yang faktanya ada 4 pintu masuk kawasan dan ada 127 pintu memasuki tribun ataupun keluar dari tribun,” tambahnya.
Ia menilai, pernyataan renovasi JIS adalah salah satu cara agar ada tangan lain dan sekaligus menghapus nama Anies Baswedan dari stadion yang menjadi mahakarya anak bangsa Indonesia yang ribuan tenaga kerjanya bukan impor melainkan tenaga kerja lokal.
“Tujuan mengatakan renovasi JIS adalah cara untuk menghilangkan nama Anies Baswedan dari persepsi publik sbg pembangunnya, berganti menjadi sang RENOVATOR JIS yaitu ERICK THOHIR,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengungkap sejumlah kendala dan kekurangan Jakarta International Stadium (JIS) sehingga dianggap kurang layak untuk menggelar pertandingan Piala Dunia U-17 2023.
"Stadion JIS juga pasti kita akan cek. Yang pasti menjadi catatan kemarin kendalanya itu parkir sama akses penonton. Yang harusnya ada empat pintu, baru terbuka satu pintu. Ini yang tentu harus kita antisipasi keselamatan daripada suporter," kata Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (26/6/2023), seperti dilansir dari Antara.