Mantan sekretaris kementerian BUMN Said Didu menilai renovasi Jakarta International Stadium (JIS) syarat bermuatan politik. Renovasi stadion megah di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu dinilai hanya untuk menyerang Anies Baswedan, di sisi lain Erick Thohir selaku ketua PSSI memanfaatkan hal itu untuk mendulang simpati masyarakat
Hanya saja kata Said Didu, cara berpolitik Erick Thohir terlampau kasar dan barbar. Bahkan dia menyebut Erick sama sekali tak punya etika politik.
"Saya menilai bahwa cara berpolitik Pak ET terlalu kasar bahkan mengarah ke cara-cara bar-bar dan nir etika." kata Said Didu dalam sebuah cuitan di akun twitternya @msaid_didu dilansir Populis.id Rabu (5/7/2023).
Kritik pedas juga dilontarkan loyalis Anies Baswedan Geisz Chalifah. Mantan komisaris Ancol itu mengaku heran melihat sikap Erick Thohir. Dimana dia gembar gembor renovasi JIS, namun ketika isu itu menggelinding liar, dia lantas meminta masyarakat menghentikan polemik tersebut. Geisz lantas menyentil Erick yang juga menteri BUMN supaya bicara pakai data.
"Dia yang mulai dia yang minta diakhiri. Makanya lain kali kalau bicara gunakan data yg benar bukan dari buzzer. Bicara ke publik itu berbeda dengan cuma pasang muka di ATM,” kata Geisz seraya membagikan sebuah artikel berita media online berjudul "Erick Minta Polemik JIS Dihentikan: FIFA yang Menentukan Standar"
Minta Polemik JIS Dihentikan
Erick Thohir meminta masyarakat untuk berhenti memperdebatkan renovasi JIS. Dia mengatakan, masuk tidaknya JIS sebagai salah satu stadion yang bakal dipakai menghelat gelaran Piala Dunia U-17 nantinya akan ditentukan FIFA, bukan PSSI atau pemerintah.
"Nomor satu, standar FIFA itu yang menentukan FIFA. Bukan PSSI, bukan siapapun yang di sini. Kita hanya memperbaiki meningkatkan semua yang bisa sesuai dengan standar FIFA. Karena itu, ini merupakan bagian dari yang dilakukan pemerintah, khususnya Menteri PUPR sesuai dengan tugas dari bapak presiden (Joko Widodo0," ujar Erick usai meninjau JIS, Selasa (4/7/2023).