Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko angkat bicara setelah dirinya disebut-sebut menjadi salah satu orang yang membekingi Pondok Pesantren Al-Zaytun, Cianjur, Jawa Barat.
Moeldoko dengan tegas membantah isu tersebut, dis mengakui memang mengenal pimpinan Al-Zaytun Panji Gumilang, namun tidak ada yang istimewa dari hubungan keduanya. Tak ada kepentingan apa pun.
“Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada,” kata Moeldoko kepada media dilansir Populis.id Kamis (6/7/2023).
Moeldoko menegaskan, ada pihak tertentu yang sengaja mengaitkan dirinya dengan Ponpes Al-Zaytun dan Panji Gumilang, tujuannya adalah untuk merusak pamornya pada tahun politik jelang Pilpres 2024 ini.
“Biasa itu ada orang goreng, tujuannya sangat jelas bagaimana men-downgrade saya. Saya cukup tahu petanya seperti apa. Tetapi yang perlu kita pahami, masyarakat Indonesia perlu paham, kenapa Al Zaytun selalu muncul setiap pemilu. Ini kan aneh, pasti ada sesuatu yang memainkan untuk apa, bisa saja untuk kepentingan elektabilitas, dan seterusnya,” kata Moeldoko.
Dia pun berkelakar orang-orang yang menuding dirinya melindungi Al Zaytun kemungkinan punya persoalan.
“Kalau saya dituduh jadi backing itu datanya dari mana? Orang-orang yang ngomong mungkin salah minum obat,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, dia menilai isu-isu sensitif yang dapat menyulut reaksi publik, termasuk soal Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang, pada prinsipnya perlu dapat dimitigasi dan dikelola agar tidak menjadi isu yang liar.
“Saya pikir memang kita harus kelola dengan baik, karena ini persoalan-persoalan sensitif.Maka perlu dikelola dengan baik sehingga persoalan-persoalan itu tidak berlarut-larut nanti menjadi liar sehingga sulit. Saya pikir kita hadir di situ untuk mengelola,” tuntasnya.