Pakar intelijen sekaligus eks Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Soleman B. Ponto blak-blakan mengungkap hubungan Pondok Pesantren Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang dengan Negara Islam Indonesia.
Adapun Ponpes terbesar se Asia Tenggara itu disebut-sebut terafiliasi dengan kelompok radikal NII yang bercita-cita mendirikan negara sendiri. Menurut Soleman NII memang masih ada setelah kelompok ini ditumpas pemerintah, eks NII terus bergerak di bawah tanah dan terus membuka jaringan.
Namun kata Soleman pergerakan para eks NII itu justru dibantah pemerintah lewat Kementerian Agama pada tahun 1999, ketika itu yang menjabat Menteri Agama adalah Malik Fadjar.
“Mulai tahun 1999 (Bais TNI) sudah bilang NII tapi saat itu yang membantah justru Menteri Agama sendiri saat itu. Dari catatan saya yang membantah pada waktu itu menterinya Pak (Abdul) Malik Fadjar. Pak Malik Fadjar bilang enggak ada NII,” kata Soleman dalam keterangannya Selasa (11/7/2023).
Soleman mengatakan saat itu pihaknya memang mengendus adanya pergerakan NII setelah memantau sejumlah eks NII yang tersisa. Namun temuan-temuan mereka lagi-lagi dibantah Kementerian Agama.
“Ya kalau kita kan pekerjaannya mengawasi semua orang yang pernah berbuat. Itu kan diawasi terus. Dia berjalan ke sini, dia berjalan ke sana, dia berkumpul di sini, berkumpul di sana, kan kita ikuti terus,” terang Soleman.
“Nah setelah dia berkumpul, kita lihat, kita laporkan, ada indikasi. Tetapi dua menteri agama bilang tidak ada ya,” imbuh dia.
Lantaran Kementerian Agama membantah adanya pergerakan NII kata Soeleman pihaknya tak bisa berbuat banyak, akhirnya temuan-temuan intelijen di lapangan tak satupun yang ditindaklanjuti
“Kalau sudah Menteri Agama bilang tidak ada ini bagaimana kita mau ngotot, mau bilang, kan sudah. Jadi dari situ sudah tidak ada, dari tahun 2012 sampai sekarang,” tutur eks Kabais TNI itu.
Dia kemudian mengaitkan NII dengan Al Zaytun saat ini. Ia mengatakan, jika Al Zaytun terafiliasi dengan Al Zaytun tinggal dibuktikan.
“Kalau sekarang ada yang bilang ada, maka ya dibuktikan. Kalau apa kegiatannya, apa perencanaannya, ya perlu dibuktikan kalau memang betul,” tukasnya.