Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono akhirnya angkat bicara setelah namanya beberapa kali disebut-sebut sebagai orang yang membekingi Panji Gumilang sehingga membuat pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun itu sukar tersentuh hukum walau yang bersangkutan telah berafiliasi dengan kelompok radikal Negara Islam Indonesia (NII).
Hendropriyono dengan tegas membantah tudingan yang menyebut dirinya sebagai bekingan Panji Gumilang, dia mengatakan setelah purna tugas dari BIN dia tak punya kekuatan apa-apa, jadi mustahil dirinya bisa berdiri di belakang Panji Gumilang.
Baca Juga: Istana: Alhamdulillah Selamat ya Syekh Panji Gumilang, Allah Memuliakanmu dan Anak-anakmu
“Emang kekuatan saya apa ya? Kalau saya masih aktif punya kekuatan, ditakutin. Saya rasa ini karena waktu itu saya Kepala BIN, buat seorang intelijen musuhnya musuh adalah kawan saya dan terus terang musuh Republik Indonesia, NII (Negara Islam Indonesia)” kata dia kepada wartawan dilansir Selasa (11/7/2023).
“Kalau masih ada orang ingin kembalinya NII, ya mimpi. Untuk menyadarkan orang bermimpi kan kita harus menggunakan juga bantuan yang sudah sadar. Yang masih tidur, yang sudah sadar waktu itu Panji Gumilang, dari sisi ideologi dan politik sudah dinyatakan clear oleh Presiden Indonesia BJ Habibie dengan meresmikan ke sana,” tambahnya.
Hendropriyono lantas menceritakan pertama kali dirinya berkenalan dengan Panji Gumilang. Dia mengatakan saat itu dirinya menggantikan Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menghadiri peletakan batu pertama pendirian Ponpes Al-Zaytun yang sebelumnya telah direstui oleh Presiden BJ Habibie.
“Saya pun pergi ke sana lewat darat, untuk meletakkan batu pertama gedung pembelajaran yang namanya gedung Doktor Ir Soekarno, saat itu pertama kali saya kenalan dengan Panji Gumilang,” ucapnya.
Dia melihat ponpes Al-Zaytun saat itu merupakan ponpes yang cukup modern. Menurutnya, secara ideologi politik, tidak ada masalah dengan ponpes Al-Zaytun.
“Secara politik saya kira tidak ada masalah waktu itu, karena Presiden RI yang meresmikan, artinya kalau dalam perkembangannya itu berbeda, tentu saja pengetahuan saya ini pengetahuan zaman saya, tahun 1999 pertama kali saya dengar nama Al-Zaytun. Dan 2001 apa 2002 saya lupa itu kedua kalinya saya tau Al-Zaytun,” jelasnya.