Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menilai stadion kebangaan Anies Baswedan, Jakarta International Stadium dibangun asal-asalan. Buktinya JIS yang menelan anggaran hingga Rp5 triliun itu mau ternyata menyimpan berbagai kekurangan yang membuat pemerintah pusat harus merenovasinya kembali.
Bukti lain JIS dibangun asal-asalan adalah pernyataan dari konsultan Buro Happold. Dimana perusahaan konsultan asal Inggris itu menyatakan JIS dibangun tak sesuai panduan yang mereka buat. Itu artinya Anies Baswedan memilih menabrak berbagai peraturan konstruksi saat menggarap stadion yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.
"JIS adalah monumen kegagalan Anies. Hal ini diperkuat dengan banyaknya masalah yang terus terbongkar hingga kini ketika JIS dilihat sebagai gedung olahraga. Ternyata banyak standar-standar yang dilanggar yang tidak sesuai dalam proses pembangunan JIS, misalnya soal akses bus pemain yang tidak mencukupi kalau bus pemain itu lewat," kata Guntur Romli dilansir dari saluran Youtube Cokro TV Selasa (11/7/2023).
"Kemudian juga soal rumput yang dianggap tidak layak, tidak sesuai dengan standar FIFA. Dan polemik pun kemudian meledak,"tambahnya.
Guntur lantas menyinggung soal pendukung Anies Baswedan yang kerap menuding bahwa rencana renovasi JIS oleh pemerintah itu bernuansa politis.
"Para pendukung Anies Baswedan mengutuk Erick Thohir dan Pak Basuki dan dianggap bahwa rencana renovasi JIS sebagai hal yang politisasi. Padahal memang persoalan JIS tidak pernah lepas sejak dari pembangunannya," kata dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra juga ikut angkat bicara soal JIS. Dengan tegas ia menyebut rencana renovasi JIS sangat kental dengan unsur politis.
Baca Juga: Istana: Alhamdulillah Selamat ya Syekh Panji Gumilang, Allah Memuliakanmu dan Anak-anakmu
Waketum Partai NasDem Ahmad Ali juga tak mau ketinggalan. Menurut dia wajar saja jika renovasi JIS dianggap beraroma politis. Senada dengan Muhammad Iqbal dari PKS, Ali juga menilai ada Upaya dari Erick Thohir untuk menggunakan isu JIS, karena Menteri BUMN itu dinilai memiliki keinginan untuk masuk dalam kontestasi politik di 2024 mendatang.