Duh... Batalnya PPKM Level 3 Nataru Dituding Untuk Muluskan Bisnis PCR dan Vaksin, Gimana Nih?

Duh... Batalnya PPKM Level 3 Nataru Dituding Untuk Muluskan Bisnis PCR dan Vaksin, Gimana Nih? Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 jelang Natal dan Tahun Baru resmi dibatalkan.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Aktivis Nicho Silalahi kemudian memberikan komentar soal adanya pembatalan tersebut.

"Semakin jelas, bahwa Covid itu hanya agenda oligarki untuk menciptakan ketakutan demi memuluskan bisnis farmasi," ucap Nicho dari Twitter @Nicho_Silalahi yang dikutip pada Rabu (8/12/2021).

Baca Juga: Tarif Tes PCR Tak Boleh Lebihi Batas Tertinggi yang Ditetapkan Pemerintah

Ia juga menilai pembatalan PPKM Level 3 ini merupakan akal-akalan pemerintah, untuk muluskan bisnis PCR dan vaksin.

"Pembatalan ini menjadi fakta, bahwa PPKM hanya akal-akalan mereka untuk memutuskan bisnis PCR dan vaksin demi merampok uang rakyat," ujarnya.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap alasan pemerintah membatalkan rencana penerapan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada liburan Natal dan Tahun Baru 2022.


Luhut beralasan penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan dan terkendali pada tingkat yang rendah.

"Indonesia sejauh ini berhasil menekan angka kasus konfirmasi Covid-19 harian dengan stabil di bawah angka 400 kasus. Kasus aktif dan jumlah yang dirawat di RS menunjukkan tren penurunan dalam beberapa hari ke belakang," katanya dalam keterangannya dikutip, Selasa (7/12/2021).

Dia mengatakan, perbaikan penanganan pandemi Covid-19 juga terlihat dari tren perubahan level PPKM kabupaten kota di Jawa dan Bali.

Baca Juga: Pemerintah Batalkan Penerapan PPKM Level 3 Serentak di Indonesia Selama Nataru

Berdasarkan assessmen per 4 Desember, jumlah kabupaten kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4 persen dari total kabupaten atau kota di Jawa-Bali atau hanya 12 kabupaten atau kota saja.

Meski demikian, Luhut menekankan bahwa semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan terutama mengingat munculnya varian baru Omicron yang sudah dikonfirmasi di beberapa negara.

"Penyebaran Varian Omicron di berbagai negara dunia terindikasi lebih cepat dan meningkatkan kemungkinan reinfeksi. Namun temuan awal dari Afrika Selatan menunjukkan tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat varian Omicron relatif terkendali, meski masih butuh waktu dan tambahan data untuk mendapatkan informasi yang lebih valid," katanya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover