Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengatakan DPR bakal ramai lantaran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina. Jabatan baru Ahok di Perusahaan pelat merah itu diprediksi bakal berpolemik dan menuai pro kontra di Parlemen Senayan.
Pernyataan ini disampaikan Yunarto Wijaya untuk merespons pernyataan Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno yang mengatakan telah mendapat bocoran jika Ahok memang bakal dilantik jadi Dirut Pertamina dalam satu dua hari ke depan.
"DPR siap-siap rame kalo raker... ," ujar Yunarto Wijaya dalam sebuah cuitan di akun twitternya dilansir Kamis (27/7/2023).
Sebagaimana diketahui Eddy Soeparno mengaku pihaknya telah mendapat bocoran bahwa Ahok menjadi Dirut Pertamina. Posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina akan digantikan oleh Wakil Menteri (Wamen) BUMN. Namun Eddy tak menjelaskan secara terperinci siapa wakil menteri BUMN yang menggantikan posisi Ahok.
"Kami sudah mendengar bahwa Pak Ahok akan menggantikan Ibu Nicke. Itu informasi yang kami terima terkait dengan kemitraan kami, Pertamina dan PLN. Tetapi tentu informasi yang saya terima ini perlu diklarifikasi keabsahannya ke Kementerian BUMN yang memang berhak untuk memberikan konfirmasi," paparnya.
Sebelumnya, Ahok dan Nicke memang terpantau sempat menemui Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian BUMN. Pertemuan Ahok dan Erick pada Selasa (18/7/2023), sementara Nicke pada Kamis (20/7/2023).
Ahok menyampaikan bahwa pemanggilan direksi Pertamina pada Kamis (20/7/2023) lalu berkenaan dengan rapat BOD (Board of Directors) dan BOC (Board of Commissioner).
"Tidak ada isu tersebut (Diangkat jadi Dirut Pertamina),” ujar Ahok.
Namun yang jelas, lanjut Ahok, pertemuan dengan Menteri BUMN hari ini membahas terkait investasi, khususnya rencana pembelian hak partisipasi atau Participating Interest/PI Shell di Blok Masela oleh Pertamina.
"Soal investasi. Pembelian saham Shell," tandasnya.