Anggota tim delapan koalisi perubahan Sudirman Said angkat bicara menanggapi pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang terang-terangan menentang keras narasi perubahan yang digembar gemborkan koalisi pengusung Anies Baswedan itu.
Sudirman Said menegaskan narasi perubahan yang dibawa kubu Anies Baswedan tersebut bukan berarti mereka secara serampangan mengutak atik berbagai peraturan yang telah dibuat pemerintah sebelumnya.
Perubahan kata dia, hanya dilakukan pada hal-hal yang dipandang mubazir, misalnya saja mengganti orang-orang yang sudah tak produktif lagi di jajaran pemerintahan, mengubah program yang tidak berkeadilan. Sudirman lantas menyebut, jika Anies terpilih menjadi presiden pada Pilpres mendatang, maka orang pertama yang ditendang adalah Luhut.
“Sekali lagi saya ulang apakah itu kebaruan orang, apakah itu kebaruan cara, apakah itu kebaruan program atau kebaruan dalam urusan-urusan yang sifatnya lebih teknis,” ujarnya dalam sebuah wawancara di saluran YouTube Hersubeno Point dilansir Populis.id Jumat (28/7/2023).
“Misalnya seorang mantan wakil menteri kan Mas Surya Tjandra itu dengan tegas mengatakan apa yang mau dirubah. Yang mau diubah antara lain tidak ada lagi menteri seperti dia (Luhut) yang menguasai semua urusan,”tambahnya.
Sudirman mengatakan, orang macam Luhut memang harus buru-buru diganti, selain rangkap jabatan, dia juga sudah tak bisa membedakan urusan bisnis pribadinya dengan urusan negara.
“Dan tidak bisa lagi membedakan antara urusan dagangannya dengan urusan sebagai penyelenggara negara. Itu sesuatu yang pasti kita harus rubah,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Luhut terang-terangan menentang wacano perubahan yang digabungkan kubu Anies Baswedan, dia mengatakan narasi itu hanya buat gagah-gahan saja sebab saat ini pemerintah sudah di jalur yang benar, tak ada lagi yang perlu diubah.
“Kita ini kadang-kadang sok paling tau bikin perubahan bikin apa segala macam. Apa sih yang mau dirubah?.Kita ini jangan membohongi bangsa ini gitu loh,”kata Luhut.