Menantu Habib Rizieq Shihab, Habib Hanif Al Athos mengklaim organisasi keagamaan yang mereka besut yakni Front Pembela Islam atau yang sekarang berganti nama menjadi Front Persaudaraan Islam (FPI) tidak mengejar uang dan kekuasaan saat ikut terjun ke politik.
Organisasi yang bermarkas id Petamburan, Jakarta Barat itu kata Hanif ikut-ikutan berpolitik hanya karena terpanggil memperjuangkan kemaslahatan umat islam.
"Wallahi Demi Allah kita ini berpolitik bukan ngarepin duit, nggak. Atau jabatan. Kalau bukan karena ingin memperjuangkan kemaslahatan umat, memperjuangkan amar ma'ruf nahi munkar, dan nggak pengen terjadi sesuatu di negeri ini," kata Hanif dalam sebuah video yang tayang di siluran Youtube Qalbu Aswaja di Youtube dilansir Populis.id Minggu (30/7/2023).
Harus diakui FPI adalah kelompok keagamaan yang kerap dilibatkan dalam berbagai hajatan politik, di berbagai pemilu presiden dan Pilkada kelompok ini kerap mendukung pasangan tertentu. Wajar mereka dipakai karena jumlah massanya yang banyak dan tersebar di beberapa daerah.
Sebagai contoh, pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam FPI mendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. FPI juga menjadi motor pergerakan melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi lawan Anies Baswedan ketika. Masifnya pergerakan FPI sukses menjebloskan Ahok ke penjara dengan tuduhan penistaaan agama.Hasilnya, Ahok kalah pada Pilkada DKI ketika itu.
Lalu pada Pemilu 2019 kelompok ini mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Pada Pemilu kali ini, FPI dan Prabowo gagal.
"Tapi kita terpaksa harus ikut-ikutan, harus terjun. Dalam konteks bahwa maslahat umat ini harus diperjuangkan. Imi umat 200 juta lebih. Kalau umat Islamnya masa bodoh, siapa yang mau memperjuangkan," tegas Hanif.