Bakal calon presiden usungan Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengklaim dirinya telah membawa keteduhan bagi semua umat beragama dan golongan saat dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pernyataan Anies Baswedan secara tak langsung membantah tudingan lawan yang kerap menyebutnya dengan julukan bapak politik identitas. Stempel miring itu merujuk pada kekacauan politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam. Perpecahan yang terjadi dipicu oleh isu agama dan SARA yang dialamatkan buat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang saat itu menjadi rivalnya di Pilkada DKI.
"Jadi sesungguhnya itu mengajak kepada semuanya, dan sudah dibuktikan di Jakarta. Ketika saya bertugas di kota ini, saya bertugas sebagai gubernur saya menyiapkan langkah-langkah yang secara serius menjangkau semua, memberikan kesetaraan pada semua, memberikan perasaan nyaman pada semua," kata Anies Baswedan dalam sebuah pidatonya dilansir Minggu (30/7/2023).
Anies menuturkan, saat dia menjadi Gubernur DKI Jakarta tidak menjadi sosok yang menciptakan konflik antar kelompok. Justru menjadi pemimpin yang membuat suasana masyarakatnya menjadi tenang dan teduh.
"Tidak menjadi gubernur yang menciptakan konflik antar kelompok, tidak menjadi gubernur yang memancing friksi antar kelompok, tidak menjadi gubernur yang membuat suasana tegang. Justru harus menjadi gubernur yang membuat suasana tenang, teduh, menjangkau semuanya," ujarnya.
Menurutnya, hal itu juga dibuktikan dari prestasi saat dia memimpin ibu kota Indonesia ini. Dalam hal ini Jakarta berhasil mendapatkan penghargaan Harmoni Award.
"Dan Alhamdulillah Jakarta mendapatkan yang namanya Harmoni Award. Karena di Jakarta, di masa kami bertugas justru menghadirkan keteduhan antar umat beragama," kata dia.
