Pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengkritik keras eks Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla. Kritik ini untuk merespons pernyataan JK yang menyebut jabatan ketua umum Golkar butuh modal besar, sedikitnya kata dia butuh Rp600 miliar untuk bisa menjadi orang nomor satu di partai politik tersebut.
Menurut Burhanudin Muhtadi, pernyataan JK benar-benar tak pantas, sebab hal itu diceritakan dalam seminar 'Anak Muda untuk Politik' di Gedung DPR RI, Senin (31/7/2023). Bagi Burhanudin Muhtadi, omongan JK adalah iklan buruk untuk anak muda penerus bangsa.
"Ini disampaikan di depan acara pemuda-pemuda mengenai topik pemuda dan politik. Terus terang pernyataan tersebut bisa menjadi iklan yang buruk bagi partai politik terutama buat anak muda yang dari awal sangat kritis," kata Burhanudin dilansir Selasa (1/8/2023).
Burhanudin lantas curiga apa yang disampaikan JK adalah pengalaman pribadi, jangan-jangan saat dirinya menggulingkan AKbar Tanjung dalam kongres Golkar 2004 memang menggunakan duit dan modal besar.
"Dan jangan lupa, Pak JK adalah saksi hidup yang pernah menjadi Ketua Umum Golkar setelah mengalahkan Akbar Tanjung di Kongres di Bali 2004. Pertanyaannya adalah apakah ini refleksi dari pengalaman pribadi Pak JK ketika memenangkan Munas Golkar mengalahkan Pak Akbar Tanjung atau hasil observasi beliau," ungkapnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu menilai, pernyataan JK perlu ditelaah lebih lanjut. Jika itu benar, artinya ongkos politik bagi orang yang ingin menduduki kursi nomor satu partai politik sangat besar.
"Dan kemudian akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, buat apa. Dan kalau misalnya kita cek untuk urusan penyelenggaraan teknis saya kira sewa hotel tidak akan semahal itu, akomodasi bagi peserta kongres atau munas juga tidak akan semahal itu," ujarnya.
Burhanudin menduga uang Rp600 miliar digunakan untuk melakukan tindakan suap para peserta kongres partai itu.
"Jangan-jangan biaya semua itu juga diperuntukkan dengan tanda kutip bribing ya, menyuap peserta kongres agar yang diinginkan oleh timesenya jadi itu. Dan lagi-lagi ini seperti mengkonfirmasi rahasia umum yang sudah kita diskusikan ya," pungkasnya.