Guru Besar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Profesor Henri Subiakto mengklaim Rocky Gerung adalah salah satu tokoh non parpol yang sengaja dirawat Partai Gerindra. Tugas yang diberikan kepada eks Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu adalah bermanuver dan menyerang Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tujuannya adalah menarik simpati masyarakat di kelompok oposisi yang saat ini masih bimbang menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 mendatang. Kelompok masyarakat ini juga kata Profesor Henri sedang diincar Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan.
"Gerindra di satu sisi mendukung Pemerintah tapi di sisi lain juga memainkan beberapa tokohnya untuk dapat dukungan dari masa oposisi, yang sejak lama tidak menyukai Jokowi. Disitulah peran Rocky dan kawan kawan sekolamnya bertugas bermanuver menarik simpati mereka," kata Henri dalam sebuah cuitan di akun twitternya dilansir Populis.id Rabu (9/8/2023)
Permainan Gerindra kata Henri jelas tidak kentara sebab partai besutan Prabowo Subianto tidak memakai orang dalamnya seperti Fadli Zon yang selama ini juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang getol menyerang pemerintahan Jokowi.
“Kenapa Rocky bukan Fadli, Daniel Anzar, atau Ade Rosiade? Karena Rocky jejak digitalnya agak konsisten sebagai pengkritik Jokowi, dan dia bukan bagian langsung dari partai resmi yang ada di Pemerintahan Jokowi," katanya.
Henri menyebut, dengan memainkan Rocky untuk menyerang Jokowi jauh lebih aman dari pada yang menyerang adalah Fadli Zon, Daniel Anzar, Ade Rosiadi atau orang partai Gerindra lainnya.
Rocky bisa bermain lebih atraktif, menarik dan berani untuk menyenangakan simpatisannya tanpa harus mengorbankan kedekatan Jokowi dan Prabowo secara langsung.
"Manuver Rocky terkesan itu urusan karakter pribadi Rocky sendiri, seakan bukan bagian dari usaha politik Prabowo. Itu yang jadi pertimbangan kenapa pencari simpati konstituen lama bukan para politisi Gerindra yang dulu keras ke Jokowi sekarang jadi pada kalem," tuturnya.