Wasekjen Partai Dmeokrat Jansen Sitindaon tetap berharap agar Yenny Wahid maju calon wakil presiden (cawapres) dari koalisi lain.
Jansen menilai sikapnya itu tak perlu diperdebatkan.
Hal itu disampaikan Jansen setelah pernyataannya yang menolak Yenny Wahid menjadi cawapres Anies mendapatkan tanggapan dari Yenny.
Yenny mengaku heran dengan pernyataan Jansen yang menolak dirinya.
“Hehe. Ampunn mbakk 1) Kalau soal dukung mendukung siapa karena perbedatan ini terkait politik dan pemilu besok ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan mbak,” cuit Jansen dalam akun Twitter-nya dilansir Populis.id, Jumat (11/8/2023).
“Sama dgn sikap saya, sepanjang koalisi ini namanya masih menyandang ‘perubahan’ sesuai nama di piagam yg telah ditandatangani 3 partai dan ini juga sama dan sejalan dgn hasil Rapimnas partai kami Partai Demokrat tahun 2022 yg menghasilkan keputusan tentang Perubahan dan Perbaikan sebagai agenda politik Demokrat di Pemilu 2024 idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian,” katanya.
Menurutnya, hal itulah sikap dirinya. Karena baginya hal tersebut guna pemilu dan diharapkan terjadi di pemilu.
“Ada perbedaan jelas antar kandidat. Jika tidak, nama ‘perubahan’ ini diubah saja. Krn nama/ ‘merek’ itu vital, jadi panduan bagi pemilih, jadi pembeda dalam kebijakan yg akan diambil kedepan,” katanya.
Ia menegaskan penolakannya terhadap Yenny menjadi sikap dan pilihan politiknya. Dengan begitu, hal tersebut tak perlu diperdebatkan. Ia juga mengaku menghargai sikap yang diambil oleh Yenny, termasuk soal akan mendukung atau tak mendukung.
Ia juga menceritakan pilpres sebelumnya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, namun sekarang sudah menjadi bagian dari pemerintahan. Menurutnya, pilihan yang berubah-ubah sudah menjadi hal yang lumrah di dunia politik.
Baca Juga: KPU dan KPK Akui Disuap Jokowi Demi Jegal Anies dan Menangkan Ganjar, Benarkah?
“Walau kemudian hasilnya kalah dan dampaknya masih saya rasakan sampai skrg khususnya di kampung, krn mayoritas di suku/di kampung saya pendukung berat pak Jokowi semua buat saya tidak mengapa, itulah politik, pilihan berbeda pasti terjadi dgn segala konsekuensinya,” tutur Jansen.
“Skrg pak Prabowo yg saya dukung dulu sudah jadi bagian rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus lanjut dan maju sampai pendaftaran (tidak bubar ditengah jalan), maka pilihan politik saya berikutnya tentunya bersebrangan dgn beliau termasuk dgn banyak kawan2 saya yg lain yg dulu satu barisan. Namun namanya kawan ya tetap selamanya kawan, walau pilihan politik skrg berbeda dan nanti mungkin kami akan berdebat keras tentang banyak hal dibanyak tempat,” sambungnya.
Ia juga mendukung Yenny dapat ikut berkontestasi di Pilpres dari poros koalisi lain.
Hehe. Ampunn mbakk ????
— Jansen Sitindaon (@jansen_jsp) August 11, 2023
1) Kalau soal dukung mendukung siapa — karena perbedatan ini terkait politik dan pemilu besok — ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan mbak.
Sama dgn sikap saya, sepanjang koalisi ini namanya masih menyandang “perubahan” sesuai nama di… https://t.co/h6QgUmUGbL