Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat Jansen Sitindaon membalas pernyataan Yenny Wahid yang menyindirnya buntut pernyataannya yang menyebut putri mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu tak pantas menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Dimana pernyataan Jansen langsung dibalas Yenny yang meminta dirinya untuk tak buru-buru melakukan penolakan, sebab dirinya sama sekali tidak meminta menjadi cawapres Anies, justru dia yang diminta mendampingi Anies pada Pemilu mendatang.
Menurut Jansen, pernyataannya sudah jelas, bahwa capres Anies Baswedan tidak bisa digaet dari orang-orang yang selama ini menjadi bagian dari kekuasaan, sedangkan Yenny Wahid kata dia merupakan sekutu dekat pemerintahan Jokowi. Sambil berkelakar Jansen meminta ampun kepada Yenny Wahid.
"Hehe ampun mbak. Idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian dari rezim,” kata Jansen dikutip dari akun twitternya @jansen_jsp dikutip Minggu (13/8/2023).
Dia menilai bakal cawapres sengaja dipilih yang bukan bagian dari rezim karena supaya terjadi perbedaan dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Karena bagi saya itulah gunanya Pemilu dan diharapkan terjadi di Pemilu. Ada perbedaan jelas antar kandidat," ujarnya.
Jansen lalu menyinggung perihal manuver Prabowo Subianto yang pada Pemilu 2019 lalu menjadi lawan Jokowi kini juga menjadi bagian dari rezim. Lebih lanjut, Jansen tetap mendoakan Yenny Wahid bisa menjadi kandidat cawapres koalisi lainnya.
"Saya juga mendoakan dan mendukung jenengan semoga bisa ikut berkontestasi di Pilpres ini, khususnya mengisi posisi Cawapres yg masih kosong di beberapa koalisi yg telah terbentuk khususnya di blok lanjutkan," imbuhnya.