Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menyindir PDI Perjuangan yang memiliki tiket istimewa pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Fahri Hamzah menilai, partai yang mengantongi tiket istimewa merupakan jebakan yang berbahaya.
"Kelemahan partai bertiket penuh di 2024 adalah mereka anggap kemandirian tiket itu adalah keunggulan. Itu jebakan yg mematikan," tulis Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya dikutip Populis.id pada Sealsa, (15/8/2023).
Kelemahan partai bertiket penuh di 2024 adalah mereka anggap kemandirian tiket itu adalah keunggulan. Itu jebakan yg mematikan. ????
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) August 14, 2023
Ia menceritakan, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 lalu, tidak ada satu partai pun yang mempunyai tiket penuh.
"Jadi konsep kader partai juga gugur," ujar dia.
Menurutnya, seorang kader partai hanya bisa jadi calon presiden (Capres) dan presiden jika tanpa Presidential Threshold (PT).
"Calon presiden tidak bisa diklaim sebagai kader partai kalau faktanya dia dicalonkan oleh banyak partai," papar dia.
Kemudian Fahri Hamzah mengatakan, Capres yang tiketnya tidak cukup tidak bisa disebut seorang Capres.
"Tapi caprat (calon partai)," katanya.
Di sisi lain terkait dari PT 20 persen, Fahri Hamzah mengatakan, Partai Gelora telah melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) tapi mendapatkan penolakan.
"Berkali saya katakan, model koalisi begini adalah akibat PT 20 persen. Dan Partai Gelora sudah menggugat MK tapi kami ditolak. Ya sudah lah. Enjoy aja!," jelasnya.