Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta sekaligus loyalis garis Anies Baswedan, Andi Sinulingga turut menyoroti pidato Presiden Joko Widodo di sidang tahunan MPR,DPR dan DPP RI yang digelar di di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (16/8)/2023) kemarin.
Andi Sinulingga tidak terima dengan curhatan Jokowi yang menggunakan mimbar negara sebagai tempat curhat, dimana dalam pidato itu Kepala Negara mengaku tak masalah diserang kelompok tertentu dengan kalimat kasar seperti, penggunaan kata tolol, firaun dan lain-lain.
"Nggak apa-apa kok sedih? Nggak apa-apa kok diomongin di mimbar negara?" kata Andi, kepada wartawan Kamis (17/8/2023).
Menurutnya, sebagai pemimpin negara, Jokowi harusnya membicarakan arah bangsa dan apa yang sudah dan akan dilakukan.
"Bukan keseringan bicara saya, saya, saya melulu. Dari ucapannya itu justru mempertontonkan ke-aku-annya," sentil Andi Sinulingga.
Diberitakan sebelumnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mengaku dirinya sama sekali tidak terusik ketika beberapa kelompok oposisi yang menyerangnya dengan kata-kata kasar, hinaan serta caci maki.
Dia mengaku sama sekali tidak mempersoalkan hal tersebut hinaan itu sudah menyinggungnya secara personal, tidak ada niatan untuk membalas apalagi harus memerkarakan mereka.
"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya endak apa-apa, saya menerima saja," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR/DPR/DPD, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Harus diakui, kelompok oposis memang kerap menyerang Jokowi secara membabi buta, namun mereka mengklaim itu adalah sebuah kritik yang dilontarkan buat Jokowi sebagai kepala negara, mereka berdalih tak menyerang Jokowi secara pribadi sebagaimana yang dilakukan Rocky Gerung baru-baru ini, diman pengamat politik itu menyebut Jokowi ‘bajingan tolol”
Jokowi mengatakan semua hinaan dan serangan membabi buta yang dialamatkan buat dirinya adalah satu dari sekian banyak risiko sebagai presiden. Dia bilang menjadi orang nomor satu di negara ini posisinya memang tidak senyaman dan seenak seperti yang dibayangkan.
"Posisi presiden itu tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan. Apalagi dengan adanya media sosial seperti sekarang ini, apapun bisa sampai ke presiden," tuturnya.