Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyebut manuver yang dilakukan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko tidak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo.
Dia mengatakan peran Jokowi jelas sangat besar dibalik manuver Budiman yang memilih melawan Megawati Soekarnoputri dan mendukung kubu Rival, yakni Prabowo Subianto pada pemilu mendatang. Jokowi kata Hendri Satrio melakukan hal itu lantaran dirinya juga memang diam-diam telah mendukung Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan.
“Mungkin itu sudah jadi arahan Pak Jokowi untuk tunduk ke Pak Prabowo," ujar pria yang akrab disapa Hensat itu kepada wartawan Senin (21/8/2023).
Menurutnya, Budiman jelas meng-iyakan arahan Jokowi untuk tidak melawan PDIP sebab eks aktivis 98 itu juga sudah tidak mendapat jatah sebagai calon legislatif di partai tersebut pada pemilu kali ini. Sebaliknya peluang Budiman diberi tiket caleg justru terbuka lebar jika bergabung ke kubu Prabowo.
“Namanya kan tidak ada lagi di DPP dan sebagai caleg," kata Pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu.
Diketahui, kader PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden dalam Pilpres 2024.
Mundur atau Dipecat
DPP PDI Perjuangan (PDIP) memberi dua opsi kepada Budiman Sudjatmiko setelah yang bersangkutan memilih mendukung Prabowo Subianto yang menjadi rival PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya tidak akan memaafkan Budiman atas pengkhianatan yang dilakukan, dai memberi pilihan kepada Budiaman, mundur secara teratur dari PDIP atau menunggu dipecat partai politik besutan Megawati Soekarnoputri itu.
"Yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas, opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," jelas Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur, Balikpapan, Minggu (20/8/2023).