Ketua Umum (Ketum) Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kuntadhi mengaku pihaknya menolak keras usulan menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Usulan duet ini kembali mengemuka dalam satu dua hari ini setelah PDIP mewacankan hal tersebut, jauh sebelumnya usulan serupa sempat diutarakan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Menurut Eko, jika wacana menyatukan Ganjar dan Anies dalam satu paket capres-cawapres itu benar teralisasi,maka yang paling diuntunkan adalah Anies, kata dia eks Gubernur DKI Jakarta itu bakal terbebas dari dosa-dosa masa lalu yaknis sebagai pelaku politik identitas.
"Kasihan Pak Ganjar, usulan Surya Paloh ini seperti meminta dia ikut mencuci tangan Pak Anies dari kotornya politik identitas," ujar Eko kepada wartawan beberapa waktu lalu Selasa (22/8/2023).
Eko mengatakan, duet Ganjar-Anies bukan solusi untuk keluar dari ancaman polarisasi politik pada Pilpres 2024. Duet keduanya tidak menjamin masyarakat untuk tidak terpecah belah.
"Menurut saya, usulan itu bukan jalan keluar dari polarisasi politik," tegasnya.
Menurut Eko satu-satu solusi menghindari polarisasi adalah mendendang Anies Baswedan keluar dari bursa capres , tak boleh ada partai politik yang mendukungnya pada Pilpres 2024. Eko lantas mengunkit burtalnya Pilkada DKI 2017 silam, dimana Anies Baswedan sukses menyingkirkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan politik identitas yang mengerikan.
"Kita tahu, rekam jejak Anies dalam mengeksploitasi politik identitas. Pilkada Jakarta 2017 yang mendudukan Anies di kursi Gubernur merupakan Pilkada paling brutal. Jika kita enggak mau Pilpres 2024 nanti brutal, ya jangan pernah mendukung tokoh yang cara berpolitiknya brutal seperti itu," tuturnya.
Menurut Eko, Ganjar-Anies adalah pasangan yang benar-benar timpang, satu diantara mereka adalah pelaku politik indentitas dan politik agama, sedangkan yang lainnya adalah tokoh yang menetang keras cara-cara berpolitik seperti itu, Ganjar adalah orang yang menjunjung tinggi persatuan.
"Apalagi menyanding-nyandingkan dengan tokoh lain, yang justru cara berpolitiknya menentang dengan keras politisasi agama seperti itu," tukasnya.
