Politisi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus menyetil keras eks Menpora era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Roy Suryo yang ngomel-ngomel gara-gara lagu rungkad dinyanyikan di acara HUT RI di Istana pada 17 Agustus 2024 di Istana.
Roy Suryo protes karena lagu tersebut dinyanyikan di acara sakral yang diiringi joget para peserta apel bendera. Menurut Deddy hal tersebut sebaiknya tak perlu diributkan sebab itu sebagai tanda keakraban dan kedekatan Presiden Joko Widodo dengan rakyatnya,peristiwa itu tak ada bedanya saat lagu ciptaan Susilo Bambang Yudhyono muncul di acara apel bendera 7 Agustus ketika SBY masih berkuasa.
"Apa bedanya ketika orang berjoget bersama pemimpinnya, rakyat biasa loh pak. Dengan misalnya lagu pak SBY tiba-tiba muncul 17 Agustus. Apa dong bedanya mas? Saya tanya Anda?," tanya Deddy dikutip dari YouTube tvone pada Senin (28/8/2023).
Mendengar pernyataan Deddy, Roy Suryo langsung berkelit, dia mengatakan pemilihan lagu bisa menunjukkan style suatu kepemimpinan. Jadi menurut eks narapidana kasus ujaran kebencian itu mengatakan, lagu Rungkad dan lagu SBY pada acara 17an adalah dua hal yang berbeda.
"Lain, pemilihan lagunya menunjukkan stylenya," timpal Roy.
Deddy pun heran mengapa hal itu disebut berbeda oleh Roy. Padahal sebelumnya, Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu menyebut pemilihan lagu adalah selera masing-masing.
"Kok lain? itu kan tadi selera yang dikatakan pak Said Didu," imbuh Deddy.
Baginya, pemilihan lagu tidak akan berpengaruh selama acara HUT ke-78 RI tidak merusak kesakralan dan tidak melanggar etika.
Dia justru senang jika pemimpin bisa menikmati kesenangan bersama rakyatnya.
"Kalau bagi saya, sepanjang itu tidak tidak merusak kesakralan proses, kekhidmatan dari proses, detik proklamasi upacara bendera. Apapun itu terjadi sepanjang tidak melanggar etika, tidak mempermalukan, seneng-seneng sama pemimpinnya semua kita bisa berharap di sana," pungkasnya.