Pegiat media sosial Eko Widodo mengklaim gorengan bakal capres Anies Baswedan menggunakan politik identitas untuk Pilpres 2024 yang telah digaungkan sejak Pilkada DKI Jakarta 2017 runtuh.
Keruntuhan Anies Baswedan menggunakan politik identitas terwujud melalui munculnya bakal capres PDIP Ganjar Pranowo dalam tayangan azan Maghrib salah satu stasiun televisi (TV) nasional.
Baca Juga: Ganjar Lebih Baik Tak Umumkan Cawapres Sekarang Melihat Deklarasi Anies-Cak Imin
"Gara-gara muka Ganjar muncul di tayangan Adzan, gorengan buzzer bertahun-tahun Anies gunakan politik identitas seketika runtuh.. Ini jelas blunder!!" ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (11/9).
Gara-gara muka Ganjar muncul di tayangan Adzan, gorengan buzzer bertahun-tahun Anies gunakan politik identitas seketika runtuh..
— ???????????? ???????????????????????? (@ekowboy2) September 10, 2023
Ini jelas blunder!! pic.twitter.com/3M43TRJL9d
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas tidak mempermasalahkan tampilnya Ganjar Pranowo dalam azan Maghrib di salah satu stasiun TV nasional.
Yang menjadi masalah justru jika Gubernur Jawa Tengah itu tidak melakukan sholat karena merupakan seorang muslim.
"Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang Muslim tidak sholat maka di situ baru masalah," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (9/9/2023).
Lebih lanjut, dia juga mempersilahkan capres lain untuk mengikuti apa yang dilakukan Ganjar. "Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," tuturnya.